Jumat, 09 April 2010

Miliaria

PENDAHULUAN
Penyakit kulit merupakan salah satu masalah yang masih sering terjadi di tengah- tengah masyarakat saat ini, apa lagi di daerah tropis seperti Indonesia, selain menyerang orang dewasa penyakit ini juga sering terjadi pada anak-anak atau balita.
Penaganan pada orang dewasa seringkali lebih mudah di lakukan karna orang dewasa telah dapat mengetahui apa yang harus di hindari setelah mendapatkan penjelasan dari dokter atu petugas kesehatan lainnya , selain itu orang dewasa telah dapat di libatkan dalam proses keperawatan sangat berbeda dengan balita yang memerlukan bantuan dan sepenuhnya masih tergantung kepada orang tuanya, begitu juga dalam proses perawatan penyakit kulit yang dialami oleh balita yang keberhasilannya sangat di pengaruhi oleh kedisiplinan orang tuanya dan pemahamannya tenntang hal-hal apa saja yang harus dihindari untuk mempercepat proses peyembuhannya.
Miliarai atau yang di masyarakat lebih umum di sebut dengan keringant butet merupakan salah satu penyakit kulit yang sering mengenai anak balita, peyakit ini menunjukan prevelensi yang cukup tinggi pada saat musim kemarau juga pada daerah-daerah yang mempunyai suhu udara yang tinggi begitu juga dengan kelembab udaranya.
Penyakit ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman khususnya pada bayi yang di karnakan oleh iritasi kulit yang bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan infeksi dan gangguan pada kulit bayi yang lebih parah dan nantinya dapat berpengaruh pada segi kesehatan atupun menimbulkan gangguan kosmetik saat bayi telah beranjak dewasa .
Penyakit miliaria dapat dicegah dan disembuhkan, oleh karena itu pengetahuan yang cukup harus di berikan pada ibu-ibu yang memiliki anak atau bayi yang menderita miliaria agar tidak menyepelekan penyakit ini, sehingga angka kejadian penyakit ini dapat terus mengalami penurunan.





MILIARIA
SINONIM
Biang keringat, keringat buntet, liken tropikus, prickle heat
Defenisi
- Miliaria rubra adalah suatu keadaan tertutupnya pori-pori keringat oleh karena sumbatan yang terletak di dalam epidermis sehingga menimbulkan retensi keringat di dalam kulit.

- Miliaria rubra adalah suatu dermatitis yang timbul akibat tersumbatnya saluran kelenjar keringat dengan gejala klinik adanya vesikel-vesikel terutama pada badan, setelah banyak berkeringat dan umumnya tidak memberikan keluhan

- Miliaria atau biang keringat merupakan gangguan yang terjadi akibat sumbatan saluran kelenjar keringat di kulit. Gangguan ini sering dijumpai pada daerah bersuhu panas dengan kelembaban tinggi seperti di daerah tropis. Namun gangguan kulit ini juga dapat terjadi pada musim dingin akibat penggunaan pakaian yang berlebihan.
PENCETUS MILIARIA
Pencetus utama timbulnya miliaria adalah keadaan dengan suhu dan tingkat kelembaban tinggi yang menyebabkan produksi keringat berlebihan. Tubuh menghasilkan keringat untuk menjaga keseimbangan suhu. Keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat ekrin yang terletak di lapisan dermis kulit. Kelenjar ini memiliki saluran yang menghubungkannya ke dunia luar untuk membuang panas melalui keringat. Bila tubuh terus memproduksi keringat berlebihan, sedangkan keringat tidak bisa disalurkan ke permukaan kulit oleh karena adanya sumbatan mengakibatkan keringat tertahan di bawah kulit sehingga timbul miliaria.

PENYEBAB
Faktor-faktor yang mendukung terjadinya produksi keringat berlebihan dan tersumbatnya saluran keringat memicu timbulnya miliaria. Saluran keringat pada bayi masih imatur sehingga mudah pecah bila berkeringat, hal ini mengawali timbulnya miliaria. Daerah tropis dengan suhu dan kelembaban tinggi, penggunaan inkubator pada bayi, dalam keadaan demam atau aktivitas dan olah raga berlebihan akan menimbulkan rangsangan pada kelenjar keringat untuk memproduksi keringat sebagai usaha menjaga keseimbangan suhu tubuh. Hal tersebut dapat sebagai pencetus atau memperburuk gejala miliaria. Selain itu, gangguan hormonal, obat-obatan dan paaran radiasi ultraviolet juga telah dilaporkan sebagai pencetus timbulnya miliaria, Atau dengan kata lain penyebab miliaria dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Kelenjar keringat yang belum berkembang sempurna .

Bayi baru lahir belum memiliki kelenjar keringat yang berkembang sempurna sehingga mudah pecah bila berkeringat dan menyebabkan miliria
2. Perubahan iklim.
Miliria sering terjadi pada orang berpindah dari iklim dingin ke iklim tropis
3. Aktivitas
Aktivitas yang menyebabkan keluarnya keringat dapat menjadi faktor pencetus.
4. Obat-obatan
Bethanecol, obat yang menyebabkan timbulnya keringat dan Isotretionis obat yang menyebabkan folikular diferensiasi dilaporkan dapat menyebabkan Miliaria.
5. Bakteri
Staphylococcus diyakini berhubungan dengan timbulnya Miliaria.


TANDA DAN GEJALA
Terdapat 3 jenis miliaria yang digolongkan berdasarkan lokasi terjadinya sumbatan saluran keringat yaitu miliaria kristalina, miliaria rubra dan miliaria profunda.
Pada miliaria kristalina, sumbatan saluran keringat terletak di permukaan kulit yaitu di stratum korneum (lapisan kulit paling luar). Secara klinis tampak gelembung kecil berisi cairan jernih dengan ukuran 1-2 milimeter dan mudah pecah dengan penekanan. Jarang disertai peradangan dan biasanya tidak tidak menimbulkan keluhan (asimptomatis). Pada bayi sering dijumpai di kepala, leher dan tubuh bagian atas.
Pada miliaria rubra, sumbatan terletak lebih dalam dan secara klinis tampak bintil-bintil kemerahan dan gelembung kecil berisi cairan jernih dengan dasar kulit kemerahan. Berbeda dengan miliaria kristalina, miliaria rubra memberikan gejala yang sangat gatal dan perih. Di sekitar lesi biasanya tidak terdapat keringat (anhidrosis) dan bila keadaan ini meluas dapat menimbulkan hiperpireksia karena kegagalan mengeluarkan panas. Pada bayi sering dijumpai di leher, lipat paha dan ketiak sedangkan pada dewasa timbul pada tempat-tempat yang mendapat tekanan atau bergesekan dengan pakaian.
Jenis yang terakhir ini agak jarang terjadi kecuali di daerah tropis. Miliaria profunda biasanya timbul setelah miliaria rubra yang terjadi berulang. Secara klinis tampak bintil-bintil berwarna putih, keras dengan ukuran 1-3 milimeter tanpa rasa gatal dan peradangan. Karena letak sumbatan keringat yang lebih dalam maka secara klinis lebih banyak berupa bintil-bintil daripada gelembung berisi cairan.
Miliaria kristalina dan miliaria rubra dapat terjadi pada semua umur, namun lebih sering terjadi pada bayi dan balita. Sedangkan miliaria profunda lebih sering terjadi pada orang dewasa dibandingkan pada bayi dan anak-anak
SYMPTOM KLINIS
Miliaria rubra ditandai dengan rasa gatal dan eritem dan kadang rasa panas seperti terbakar, lesi terjadi karena beberapa hari terpapar pada lingkungan yang panas tapi lesi baru muncul setelah beberapa bulan terpapar atau dapat muncul setelah beberapa hari pasien berpindah dari lingkungan yang panas tersebut. Lesi berupa papula dengan puncak dan pusatnya berupa vesikula yang dikekelingi oleh lingkaran merah atau eritema yang tidak berbatas tegas yang terjadi karena respon inflamasi . Lesinya extrafolikuler, ini membedakan dengan folikulitis, papulanya steril atau terinfeksi sekunder karena Miliaria yang luas dan kronik. Pada bayi lesi terdapat pada leher, lipat paha dan ketiak sedangkan pada anak-anak atau orang dewasa lesi terdapat pada badan dan tempat-tempat yang terkena gesekan pakaian yaitu bagian tubuh dibawah pakaian atau bagian tubuh yang mudah berkeringat setelah beraktivitas atau kepanasan seperti leher, kulit kepala bagian atas atau badan dan tidak mengenai wajah atau bagian volar kulit.
Rasa gatal dan kadang rasa panas seperti terbakar, biasanya bersamaaan dengan rangsang yang menimbulkan keringat, penderita cepat merasa lelah dan mengalami intoleransi terhadap panas dan dapat terjadi penurunan jumlah keringat atau tidak berkeringat sama sekali pada daerah panas ataupun beraktivitas..

EPIDEMIOLOGI
Miliaria rubra banyak terjadi didaerah panas kelembaban yang tinggi,tapi dapat juga terjadi didaerah lain, dimana sekitar 30 persen orang yang tinggal di daerah tersebut bisa mengalami Miliaria.
Miliaria dapat terjadi pada semua ras, meskipun ada pendapat bahwa orang Asia yang memproduksi keringat lebih sedikit dari orang kulit putih lebih sedikit menderita Miliaria rubra.

Sebetulnya semua bayi dapat mengalami Miliaria pada kondisi yang ada. Anak-anak lebih banyak mengalami Miliaria dibanding orang dewasa dan tidak ada perbedaan angka kejadian antara laki-laki dan perempuan.


PATOGENESIS
Patogenesisnya belum diketahui dengan pasti, tapi ada 2 pendapat
1. Miliaria terjadi karena ada sumbatan keratin pada saluran keringat, Pada permulaan musim hujan, udara mulai lembab, udara lembab ini mempengaruhi keratin di sekeliling lubang kereingat yang mula-mula kering menjadi lembab dan membengkak, sehingga lubang keringat tertutup. Bahan kimia juga dapat menyebabkan menjadi basah dan menutupi lubang keringat, sumbatan terjadi di dalam epidermis dan saluran keringat yang pecah ada didalam epidermis, vesikula terjadi didalam epidermis, ditandai dengan eritem dan rasa gatal. Tanda ini adalah akibat dari vasodilatasi dan rangsangan reseptor gatal oleh enzim yang keluar dari sel epidermis karena keringat yang masuk ke dalam epidermis.
2. Miliaria terjadi karena kadar garam pada kulit menyebabkan spongiosis dan hal ini terjadi pada muara kelenjar keringat.
Flora normal pada kulit seperti staphylococcus epidermidis dan staphylococcus aureus diduga mempunyai peranan pada patogenesis dari Miliaria, pasien Miliaria memiliki jumlah bakteri tiga kali lebih banyak dari pada jumlah bakteri per unit area pada kulit normal yang sehat.
Pada stadium lanjut dari Miliaria terjadi hiperkeratosis dan parakeratosis. Sumbatan hiperkeratosis dapat menghalangi kelenjar keringat, hal ini diyakini merupakan perubahan lanjut dan bukannya faktor pencetus dari lubang keringat.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Dari anamnesis dapat ditemukan keluhan yang bersifat subjektif, biasanya penderita mengeluh gatal dan kadang rasa panas seperti terbakar.
2. Pemeriksaan Klinis
Pada pemeriksaan klinis dapat ditemukan lesi berupa papula dengan puncak dan pusatnya berupa vesikel yang dikelilingi oleh eritem.
3. Pemeriksaan Histopatologis
Pada pemeriksaan histopatologi tampak infiltrat limfosit verivaskuler dan vasodilatasi di permukaan dermis.
DIAGNOSA BANDING
1. Prurigo
Gambaran klinis seringkali mirip Miliaria, lesinya berupa papula-papula. Miliaria tidak berwarna, berbentuk kubah, lebih mudah diraba dari pada dilihat dan disertai rasa gatal.
2. Gigitan serangga
Biasanya jelas karena gigitan serangga, gejala lokal meliputi rasa terbakar dan sakit setelah sengatan diikuti oedem setempat, urtikaria eritem yang jelas dan pruritus.
3. Folikulitis
Terlihat pustula folikuler kecil berbentuk kubah, biasanya lesi banyak meskipun lesi tunggal dapat terjadi, masing-masing lesi saling terpisah diantara kulit normal tanpa adanya kecendrungan untuk bergabung, biasanya disertai nyeri, suhu tubuh meningkat.
Diagnose kepererawatan
1. Gangguan rasa nyaman pada bayi
2. Gangguan pola tidur pada bayi yang disebabkan karna ketidaknyamanan akibat miliaria
3. Gangguan integritas kulit behubungan dengan adanya luka
4. Intoleransi terhadap suhu lingkungan yang panas ditandai dengan tidak keluarnya keringat bila terpapar suhu panas, lemah
PENATALAKSANAAN
Umum
1) Kunci pengobatan Miliaria adalah menempatkan penderita didalam lingkungan yang
dingin, sehingga keringat bisa berkurang, tapi pada bayi harus dilakukan dengan sangat hati-
hati karna suhu yang ekstrim pada bayi bias membawa masalah baru yaitu hipotermia
2) Karena aktifitas yang berlebihan bisa menyebabkan keringat yang dapat menimbulkan
kembalinya Miliaria, maka pasien dianjurkan untuk mengurangi aktivitasnya.
3) Memakai pakaian yang menyerap keringat.
4). Tidak menggunakan bedak secara berlebihan karna dapat memperparah penyumbat kelenjar keringat

PENANGANAN KHUSUS
Topikal
lotion anhidros diberikan untuk mencegah atau menghilangkan sumbatan sehingga keringat dapat keluar kepermukaan kulit. Selain itu juga diberikan salep hidrofilik, talk untuk bayi dan losio yang berisi . Pemberian colamin lotion dapat memberikan rasa sejuk juga dapat diberikan anti biotic topikal seperti krim kloramfenikol 2
Sistemik
Dapat diberikan antibiotik bila terjadi infeksi sekunder dan anti histamin sebagai anti pruritus, pemberian vitamin C dosis tinggi dapat diberikan untuk mencegah atau mengurangi timbulnya Miliaria.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang tersering dari Miliaria adalah infeksi sekunder dan intoleransi terhadap suhu lingkungan yang panas
 Infeksi sekunder dapat terjadi berupa impetigo atau multiple diskret abses yang dikenal sebagai periporitis staphylogenes
Intoleransi terhadap suhu lingkungan yang panas terjadi ditandai dengan tidak keluarnya keringat bila terpapar suhu panas, lemah, fatique, pusing bahkan pingsan.
Kunci pencegahan dan penanganan miliaria adalah mencegah timbulnya keringat berlebih. Tindakan tersebut meliputi menghindari suhu panas dan kelembaban tinggi, mengusahakan regulasi suhu yang baik dan pemilihan pakaian yang tepat.
Mengurangi aktivitas pada cuaca panas merupakan pilihan yang bijaksana. Regulasi suhu yang baik dapat diusahakan dengan menjaga ventilasi agar sirkulasi udara berlangsung lancar dan bila memungkinkan dengan penggunaan air conditioning (AC). Jangan menggunakan pakaian yang terlalu ketat dan terbuat dari bahan tebal, sebaiknya pilih pakaian yang tipis dan mampu menyerap keringat dengan baik. Kompres dingin dan memperbanyak frekuensi mandi dapat juga dilakukan.
Miliaria kristalina tidak harus diobati karena tidak menimbulkan keluhan yang berarti dan dapat sembuh sendiri dengan menjaga kulit tetap kering dan sejuk. Untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa gatal pada miliaria rubra dapat diberikan lotion yang mengandung calamin dengan atau tanpa menthol dan bila terjadi peradangan dapat diberikan krim kortikosteroid. Jangan memberikan bedak terlalu tebal dan pada kulit yang basah karena dapat membentuk adonan yang memperberat sumbatan. Garukan dapat mengakibatkan luka dan infeksi sekunder,
Seluruh bentuk miliaria berespon baik terhadap pendinginan penderita dengan pengaturan suhu lingkungan seperti melepas pakaian yang berlebihan, dan pada penderita demam pemberian anti piretik mesti di lakukan.
selain itu pengobatan yang paling efektif adalah dengan memperhatikan kebersihan lingkungan untuk mengatasinya












keringat. Milaria rubra sering timbul pada bayi dan anak-anak, ini menggambarkan bahwa bertambahnya struktur saluran keringat sesuai dengan bertambahnya umur dan sering timbul pada orang yang tidak biasa pada daerah tropik. Adapun etiologi dari Miliaria rubra ini adalah kelenjar keringat yang belum berkembang sempurna pada bayi, perubahan iklim, aktivitas, berlebihan yang merangsang timbulnya keringat, obat-obatan, dan bakteri.
2) Miliaria terjadi karena ada sumbatan keratin pada saluran keringat, terjadi didalam epidermis, dan vesikula juga terjadi di dalam epidermis yang ditandai dengan eritem dan rasa gatal akibat vasodilatasi dan rangsangan reseptor gatal oleh enzim yang keluar dari sel epidermis. Miliaria juga terjadi karena kadar garam pada kulit menyebabkan spongiosis yang terjadi pada muara kelenjar keringat.
Adapun gejala klinis dari Miliaria rubra dengan rasa gatal dan eritema dan kadang rasa panas. Lesi berupa papula dengan puncak dan pusatnya berupa vesikula yang dikekelingi oleh eritem.
Rasa gatal dan rasa panas bersamaaan dengan rangsang yang menimbulkan keringat, penderita cepat merasa lelah dan dapat terjadi penurunan jumlah keringat atu tidak berkeringat sama sekali.
3) Diagnosis dari Miliaria rubra dengan ditegakkan berdasarkan anamnesis, biasanya penderita mengeluh gatal dan kadang rasa panas sedangkan pada pemeriksaan klinis ditemukan lesi berupa papula dengan puncak vesikel yang dikelilingi oleh eritem. Pada pemeriksaan Histopatologis histopatologi tampak infiltrat limfosit verivaskuler dan vasodilatasi pembuluh darah. Diagnosa banding dari Miliaria rubra adalah prurigo, gigitan serangga dan folikulitis.
Untuk pengobatan Miliaria pertama penderita dianjurkan berada didalam lingkungan yang dingin, mengurangi aktifitas yang berlebihan merangsang keringat dan memakai pakaian yang menyerap keringat, sedangkan untuk pengobatan khusus diberikan salep Lanolin anhidros, salep hidrofilik, talk untuk bayi dan losio yang berisi mentol dan gliserin, asam salisilat dalam alcohol,dan antibiotik topikal kloramfenikol.
.







INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi rasional

1. Kaji keadaan kulit bayi

2. Beri bedak atau lotion yang mengandung kalamin atau menthol sesuai indikasi dokter.

3. Jaga agar kondisi kulit bayi selalu kering

4. Jaga ventilasi udara atau dalam kamar tetap lancar



5. Hindari penggunaan pakain yang terlalu ketat dan terbuat dari bahan yang terlalu tebal pada bayi
6. Beri kompres dingin


7. Menjaga kebersihan badan bayi dan lingkungan sekitar

8. Hindari penggunaan bedak yang terlalu tebal pada kulit yang basah


1. Untuk mengetahui luas peradangan dan karakteristik miliaria yang etrjadi
2. Menthol dapat menimbulkan sensasi dingin pada kulit sehingga mengurangi rasa gatal dan kalamin berfungsi sebagai anti radang atau inflamasi
3. Kodisi kulit yang basah oleh keringat dapat memperparah derajat miliaria
4. Sirkulasi yang lancar dapat mengurangi penigkatan suhu sehingga pengeluaran keringat tidak tarjadi secara berlebihan

5. Pakaian yang ketat dan tebal dapat memicu timbulnya keringat

6. Sensasi dingin dapat menyebabkan vasokonstriksi saluran keringat sehingga pengeluaran keringat dapat terkontrol

7. Untuk mencegah berkembangnya bakteri yang dapat menimbulkan peradangan

8. Bedak yang terlalu tebal dapat membentuk adonan yang akan memperberat sumbatan pada saluran keringat.


Evaluasi
Evaluasi didasarkan dan di milai berdasarkan intervensi yang telah di berikan




















1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Data demografi
BIODATA
1. Identitas klien
- Nama :
- Tempat tanggal lahir / usia :
- Jenis kelamin :
- Agama :
- Tanggal masuk RS :
- Tanggal pengkajian :
- No. Medical record :
- Diagnose medic :
- Therapy :

2. Identitas orang tua
- Ayah :
Nama :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
- Ibu
Nama :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :



3. Identitas saudara kandung
No nama sex Usia hubungan Status kesehatan


- Keluhan utama :
- Riwayat kesehatan sekarang :
- Riwayat imunisasi :
- Riwayat nutrisi :
b. Pemeriksaan fisik :
- Keadan umum :
- Tanda-tanda vital :
N :
P :
S :
TD ;
- Antropometri :
TB :
BB :
lingkar lengan atas :
Lingkar kepala :
Lingkar dada :
Lingkar perut
Skinfol ( ketebalan lemak)
-. System pernafasan :
-. Sistem kardiovaskuler :
-. Sistem pencernaan :
-. Sistem indra :
-. Sistem syaraf :
-. Sisem musculoskeletal :
-. Sistem integument :
-. Sistem endokrin :
-. Sistem perkemihan :
-. Sistem repoduksi :
-. Sistem imun :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar