Jumat, 02 April 2010

ASUHAN KEPERAWATAN TB PARU

BAB I

PENDAHULUAN

Dinegara-negara maju penyakit TBC yang semula sudah dianggap tidak ada, kini mulai timbul dan semarak, justru karena timbulnya penyakit HIV/AIDS. karena kondisi pertahanan tubuh penderita HIV/AIDS sangat lemah, maka keadaan ini mempermudah terserang penyakit TBC
Penyakit tuberkulosis adalah penyakit yang sangat epidemik karena kuman mikrobakterium tuberkulosa telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Program penaggulangan secara terpadu baru dilakkan pada tahun 1995 melalui strategi DOTS (directly observed treatment shortcourse chemoterapy), meskipun sejak tahun 1993 telah dicanangkan kedaruratan global penyakit tuberkulosis. Kegelisahan global ini didasarkan pada fakta bahwa pada sebagian besar negara di dunia, penyakit tuberkulosis tidak terkendali, hal ini disebabkan banyak penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita menular (BTA positif).
Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar sembilan juta penderita dengan kematian tiga juta orang (WHO, 1997). Di negara-negara berkembang kematian karena penyakit ini merupakan 25 % dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah. Diperkirakan 95 % penyakit tuberkulosis berada di negara berkembang, 75 % adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun). Tuberkulosis juga telah menyebabkan kematian lebih banyak terhadap wanita dibandingkan dengan kasus kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas.
Di indonesia pada tahun yang sama, hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit infeksi saluran pernapasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. WHO memperkirakan setiap tahun menjadi 583.000 kasus baru tuberkulosis dengan kematian sekitar 140.000. secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru tuberkulosis dengan BTA positif


BAB II

A. KONSEP DASAR MEDIK
1. PENGERTIAN
Tuberkulosis adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan kebagian tubuh lainnya, termasuk meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe. Agens infeksius utama, Micobacterium tuberculosis, adalah batang aerobic tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet. M.bovis dan M.avium pernah, pada kejadian jarang, berkaitan dengan terjadinya infeksi tuberkolosis.

2. ETIOLOGI
agen infeksius utama adalah Micobacterium tuberculosis yaitu batang aerobic tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet. Tuberculosis sangat erat kaitannya dengan kemiskinan, malnutrisi, tempat kumuh, perubahan dibawah standard, dan perawatan kesehatan yang tidak adekuat.

3. PENULARAN DAN FAKTOR RESIKO
Tuberculosis dari orang keorang oleh transmisi melalui udara. Individu terinfeksi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa, atau bernyanyi. Melepaskan droplet besar (lebih dari 100 µ) dan kecil (1 sampai 5 µ). Droplet yang besar menetap, sementara droplet yang kecil tertahan diudara dan terhirup oleh individu yang rentan. Individu yang beresiko tinggi untuk tertular Tuberkulosis adalah :
• Mereka yang kontak dengan seseorang yang mempunyai TB aktif
• Individu imunosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka yang dalam terapi kortikosteroid, atau mereka yang terinfeksi dengan HIV)
• Pengguna obat-obat IV dan alkoholik
• Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tunawisma; tahana; etnik dan ras minoritas, terutama anak-anak dibawah usia 15 tahun dan dewasa muda anatara yang berusia 15 sampai 44 tahun)
• Setiap individu dengan, gangguan medis yang sudah ada sebelumnya (mis, diabetes, gagal ginjal kronis, silikosis, penyimpangan gizi, bypass gastrektomi atau yeyunoileal)
• Imigran dari Negara dengan insiden TB yang tinggi (Asia Tenggara, Afrika, Amerika Latin, Karibia)
• Setiap individu yang tinggal diinstitusi (mis, fasilitas perawatan jangka panjang, institusi psikistarik, penjara)
• Individu yang tinggal didaerah perumahan substandard kumuh.
• Petugas kesehatan
• Orang dengan HIV/AIDS
Para ODHA kebanyakan juga terkena HIV/AIDS dan Negara-negara majulah yang memiliki persentase yang cukup tinggi pada insiden penyakit HIV/AIDS, jadi boleh dikatakan penyakit TBC pada saat ini tidak hanya rentan pada Negara-negara berkembang tapi juga Negara maju, TBC saat ini merupakan masalah global.

4. PATOFISIOLOGI
Individu rentan yang menghirup basil Tuberculosis dan menjadi terinfeksi, bakteri dipindahkan melalui jalan nafas kealveoli, tempat dimana mereka terkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri. Basil juga dipindahkan melalui system limfe dan aliran darah kebagian tubuh lainnya (Ginjal, Tulang, Korteks Serebri) dan area paru-paru lainnya (Lobus atas).
System imun tubuh berespons dengan melakukan reaksi inflamasi. Masa jaringan tubuh (granulomas) yang merupakan gumpalan basil yang masih hidup dan yang sudah mati, dikelilingi makrofag yang membentuk dinding protektif, Granulomos diubah menjadi masa jaringan fibrosa. Bahan nekrofik, bentuk masa seperti keju, paru yang membengkak menyebabkan terjadinya Bronkopnemonia lebih lanjut.

5. MANIFESTASI KLINIK
Gejala utama TB PARU adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada dan batuk darah, keletihan, anoreksia, berkeringat malam, gejala lain; perubahan status mental, demam, penurunan berat badan.
Pasien TB PARU menampakkan gejala klinis yaitu :
• Tahap asimtomatis
• Gejala TB PARU yang khas, kindian stagnasi dan regresi.
• Eksaserbasi yang memburuk
• Gejala berulang dan kronik
Tanda-tanda pemeriksaan fisik :
• Infiltrate (redup, bronchial, ronkhi basah dll)
• Tanda-tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastrum
• Secret saluran nafas dan ronkhi
• Suara nafas amforik karena adanya kapasitas yang berhubungan langsung dengan bronchus.

6. DIAGNOSIS
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik
• Lab darah rutin (LED normal, Limfositosis)
• Foto thoraks PA dan lateral
• Pemeriksaan sputum BTA (pastikan diagnosis TB PARU)
• Tes PAP (Peroksidasi Anti Peroksidase)
• Tes mnteux/tuberculin


7. PENATALAKSANAAN
• Obat Anti TB (OAT)
Diberikan dalam kombinasi sedikinya 2 obat yang bersifat bakterisial dengan atau tanpa obat ketiga
OAT yang biasa digunakan adalah :
Isoniasid (INH)
Rifampisin (R)
Pirazinamid (Z)
Streptomisin (S)
Etambutol (E)

8. KOMPLIKASI
Komplikasi dibagi atas :
• Komplikasi Dini
Pleuritis
Efusi Pleura
Empisema
Laringitis
Menyebar keorgan lain usus
• Komplikasi Lanjut
Obstruksi jalan nafas, SOPT (Sinaran Obstruksi Pasca TBC)
Kerusakan parenkim berat SOPT/fibrosis paru, COR Pulmonal
Amilodisis
Koisinoma paru

9. EVALUASI
• Mempertahankan jalan nafas paten dengan mengatasi sekresi menggunakan humadifikasi, masukan cairan, batuk dan drainase postural
• Menunjukan tinggat pengetahuan yang adekuat seperti mengetahui obat-obatan dengan namanya dan jadwal yang tepat untuk meminumnya
• Ikut serta dalam tindakan preventif seperti membuang tisu yang telah digunakan dengan baik,memberi dorongan pada individu yang kontak dengan pasien untuk memeriksakan diri
• Mempertahankan jadwal aktivitas
• Melakukan langkah-langkah untuk mengurangi efek samping seperti menghindari penggunaan alcohol, minum vitamin tambahan dan melakukan pemeriksaan secara rutin
• Tidak menunjukan komplikasi seperti mempertahankan berat badan

B. KONSEP KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Aktivitas atau istirahat
Gejala: keluhan utama dan kelelahan, nafas pendek karena kerja, kesulitan tidur pada malam hari atau demam, menggigil atau berkeringat
tanda: takikardia, takipnea/dispnea, menggigil dan berkeringat
• Integritas ego
Gejala: adanya factor stress lama
Tanda: menyangkal khususnya pada tahap dini, ansietas, ketakutan, mudah tersinggung
• Makanan dan cairan
Gejala: kehilangan nafsu makan, tidak dapat mencerna,penurunan berat badan
• Nyeri atau kenyamanan
Gejala: nyeri dada meninngkat karena batuk berulang
Tanda: hati-hati pada area yang sakit
• Pernapasan
Gejala: batuk produktif atau tidak produktif dan nafas pendek
Tanda: peningkatan frekwensi pernapasan,penggembangan pernapastidak
• Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan umum, contoh; AIDS, kanker, tes HIV
Tanda : Demam rendah atau sakit panas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa I : Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif B/D Peningkatan produksi mucus
Tujuan : Bersihan Jalan Nafas menjadi Efektif
Intervensi : - Kaji fungsi pernapasan, contoh; bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman
- Catat kemampuan untuk mengeluarkan mucus
- Beri pasien posisi semefowler
- Penatalaksanaan pemberian obat
Rasional : - Peningkatan bunyi nafas dalam menunjukkan akumulasi secret/ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan
- Pengeluaran sulit bila secret hangat, kental, sputum berdarah kental, atau darah segar diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronchial dan dapat memerlukan evaluasi/intervensi lanjut.
- Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru
- Menurunkan kekentalan dan perlekatan secret paru untuk memudahkan pembersihan.

2. Diagnose II : Hipertermi B/D reaksi radang/Inflamasi
Tujuan : Suhu tubuh klien dalam batas normal
Intervensi : - Observasi suhu tubuh
- Berikan kompres air hangat pada dahi klien
- Anjurkan klien untuk minum banyak ±1,5-2 liter/hari
- Penatalaksanaan pemberian obat antipiretik
Rasional : - menurunkan proses penyakit
- Menurunkan panas tubuh
- Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh
- Antipiretik dapat menurunkan suhu tubuh
3. Diagnose III : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B/D Anoreksia
Tujuan : Berat badan meningkat dan nutrisi adekuat
Intervensi : - Catat nutrisi status klien
- Kaji pola diet
- Berikan periode istirahat sering
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
Rasional : - Berguna dalam mendefenisikan derajat/luasnya dan pilihan intervensi yang tepat
- Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan, pertimbangan dapat memperbaiki masukan diet
- Membantu menghemat energy
- Memaksimalkan asupan nutrisi dan meningkatkan nafsu makan bertahap
4. Diagnose IV : Gangguan istirahat tidur b/d Nyeri
Tujuan : Pasien menunjukkan kebutuhan istirahat tidur terpenuhi
Intervensi : - Waktu/lamanya tidur
- Rapikan tempat tidur
- Hindari aktivitas yang berlebihan sebelum istirahat
Rasional : - Pola tidur yang tidak teratur menggambarkan adanya gangguan istirahat.
- Pasien dapat beristirahat dengan baik dan nyaman
- Aktivitas berlebihan dapat menambah parah batuk
5. Diagnosa V : Kurang pengetahuan b/d kurang informasi mengenai penyakit yang diderita
Tujuan : Menyatakan pemahaman proses penyakit/prognosa dan kebutuhan pengobatan
Intervensi : - Kaji kemampuan pasien untuk belajar, contoh; tingkat takut masalah, kelemahan, tingkat partisipasi lingkungan terbaik dimana pasien dapat belajar seberapa banyak media terbaik.
Rasional : - belajar bergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu


PENYIMPANGAN KDM TBC/KP
Invasi Kuman TBC
Menempel Dijalan dan Paru
Radang Airway/Infeksi
Reaksi Imunologi

Invasi Pada Bronchus Produksi mucus
Reaksi Kuman Sputum kental
Pembuluh Darah Pecah Obstruksi Saluran Nafas
Hemaptu Merangsang termoregulator Gangguan Jalan Nafas

Resiko Penurunan HB Hipertermi O2 dan Nutrisi keJaringan Menurun
Resiko gangguan Transport O2 Kelemahan Fisik

Defisit Perawatan Diri

Evaporasi Evaporasi Via Kulit dan Metabolisme meningkat
JaLan Nafas Kompensasi cadangan Lemak
Kekurangan Cairan tubuh kekurangan Cairan di GL Dipengaruhi oleh Tubuh

Absorbsi Cairan meningkat Nutrisi kurang dari kebutuhan

Konstipasi


C. PENGKAJIAN DATA

1. BIODATA
a. Identitas Klien
Nama : Ny “ F “
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Bayam Lr.8 No 85
Tgl M.RS : 21 Februari 2009
Tgl Pengkajian : 24 Februari 2009
Dx. Medik : TB Paru
Ruangan : Baji Pamai I

b. Identitas penanggung
Nama : Ny “ A “
Umur : 31 Tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Alamat : Bawakaraeng
Hub. Klien : Anak

2. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

a. Alasan Kunjungan/Keluhan Utama
Batuk secara terus menerus

b. Riwayat keluhan utama
Klien masuk RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Tgl 21 Februari 2009 dengan keluhan utama batuk terus menerus sejak ± 1 bulan yang lalu, disertai lendir berwarna putih kadang-kadang disertai dengan darah, dan keringat pada malam hari disertai sesak juga demam

c. Keluhan yang menyertai
Sesak nafas disertai demam

d. Lamanya keluhan
Klien mengeluh batuk hamper setiap saat

e. Timbulnya keluhan
Hilang timbul

f. Factor Pencetus
Banyak beraktivitas

3. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Sebelum dirawat di RSUD LABUANG BAJI klien sudah pernah berobat di RS yang sama sekitar Setahun yang lalu, tapi kurang lebih 2 bulan ini klien tidak pernah lagi berobat kerumah sakit (putus obat), klien sewaktu berobat juga menderita diagnose medis yang sama yaitu TB PARU klien tidak ada riwayat merokok, dan alergi


4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Genogram 3 Generasi


: Laki-laki

: Perempuan

: klien Dengan Usia 54

: Meninggal

: Garis Keturunan
- - - - - - - - - - : SerUmah


G1 : kakek dan nenek klien sudah meninggal karena faktor usia
G2 : bapak klien dan ibunya telah meninggal karena factor usia
G3 : saudara klien telah meninggal Karena kecelakaan
Klien mengatakan telah bercerai dengan suaminya dan hanya tinggal dengan anaknya yang ke tiga dengan keadaan sehat

5. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
a. Pola koping : klien mengatakan bahwa dirinya setiap sakit, selalu berobat kepuskesmas
b. Harapan klien terhadap penyakitnya : klien berharap agar cepat sembuh dan segera pulang kerumah berkumpul sama keluarga
c. Faktor stressor : Klien mengatakan bahwa tidak ada yang membebani pikirannya kecuali penyakit yang dideritanya.
d. Konsep diri : Klien merasa kurang nyaman dan kurang tidur
e. Adaptasi : Klien kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit
f. Pengetahuan klien tentang penyakitnya : klien kurang mengetahui tentang penyakitnya dan proses pengobatannya.
g. Hubungan dengan anggota keluarga : sangat baik, terbukti dengan banyaknya anggota keluarga yang dating menjenguk.
h. Aktivitas social : pasien mengatakan bekerja sebagai IRT dan beraktivitas sekitar rumahnya.
i. Kegiatan keagamaan/pola ibadah : klien mengatakan sholat lima waktu secara rutin, namun sejak masuk RS, klien tidak menjalankan rutinitas ibadah.
j. Keyakinan tentang kesehatan : Klien percaya akan sembuh dengan pengobatan yang teratur.


6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
• Keadaan umum klien tampak lemah
• Vital Sign :
TD : 100/80 MmHg
N : 89 x/i
P : 28 x/i
S : 38 C
BB : 36
TB ; 155
• Tingkat kesadaran : Comphos Menthis

b. Head To toe
• Kulit/Integumen
I : Kulit tampak kering, dan agak keriput, warna kulit sawo matang dan agak kotor
• Kepala dan Rambut
I : Distribusi rambut tidak merata, tidak tampak adanya massa, keadaan rambut agak kotor
P : Rambut tidak mudah kotor, tidak ada nyeri tekan kepala, tidak teraba benjolan.
• Muka
I : Muka simetris kiri dan kanan, wajah klien tampak meringis
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan dimuka
• Mata
I : Pupil isokor, sclera tidak Nampak ikteri dan radang, posisi mata simetris, gerakan bola mata kesegala arah
• Hidung dan Sinus
I : Posisi hidung simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya polip, Nampak adanya cairan, dan secret dihidung, terpasang adanya O2 3-4 liter/menit
P : tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak teraba adanya benjolan
• Telinga
I : Simetris kiri dan kanan, lubang telinga bersih dari serum, tidak ada peradangan dan pendarahan, fungsi pendengaran baik.
P : Tidak ada nyeri tekan.
• Mulut dan Gigi
I : Mulut tampak kering, fungsi pengecapan baik, kemampuan bicara baik, tidak tampak peradangan pada gusi, gigi tampak kotor, gigi klien sudah tidak lengkap.
• Leher dan Dada
I : Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, leher dapat digerakkan dengan bebas
P : tidak teraba adanya kelenjar tiroid dan benjolan.
• Thoraks dada dan pernapasan
I : Bentuk dada normal Chest
P : Tidak teraba massa dan nyeri tekan
A : bunyi nafas tambahan ronkhi
P : bunyi hipersonor pada area paru
• Jantung
I : Iktus kordis tidak tampak
P : Iktus kordis tidak teraba
A : BJ 1 & BJ 2 Murni regular
P : Pekak
• Abdomen
I : Ikut gerak nafas, abdomen tampak datar
P : Hepar tidak teraba, tidak ada massa tumor, tidak ada nyeri tekan
A : Peristaltik (+) kesan normal
P : Tymphani
• Ekstremitas
I : Tidak ada benjolan, pergerakan baik, tidak ada edema
P : Tidak ada nyeri tekan


7. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
Kebutuhan sehari-hari
• Makan
Frekwensi
Jenis
Porsi

• Minum
Frekwensi
Jenis

• Istirahat tidur
Frekwensi

Lamanya
• Eliminasi
BAB
Frekwensi
konsistensi
Bau
BAK
Frekwensi
Warna
Bau
• Aktifitas dan latihan


• Personal Hygine Sebelum sakit

3 x sehari
Nasi, sayur, lauk pauk
Dihabiskan


8-9 gelas/hari
Air putih


2 x sehari yaitu siang dan malam
21.00 – 05.00



1-2 x sehari
Padat
-


6-8 x sehari
Kuning
Amoniak

Klien seahri-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga

Klien mandi 2x sehari Selama sakit

3 x sehari
Bubur, sayur, telur
Porsi tidak habis (4-6 sendok)

5-6 gelas
Air putih dan terpasang infus NaCl 28 tts/i

Tidak teratur dan sering terjaga
Tidak menentu


Tidak tentu
Encer
-

4-5 x sehari
Kuning
amoniak

Klien terbaring ditempat tidur

Klien tidak pernah mandi



c. Pemeriksaan diagnostic
• BTA (Pewarnaan Zn) : Hasil 1, BTA (+3) POS 2, BTA (+3) POS
• Foto Thoraks : Infiltnasi lesi awal pada area paru atas ; pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas, pada kavitas bayangan, berupa cincin; pada kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
• Pemeriksaan darah :
WBC : 11,8 x 10 µL N : 5000-10000/mm
RBC : 2,92 x 10 µL N : 4,0-5,0 Juta/mm
HGB : - 5,92 /dl N : 12-14 %
PLT : + 667 x 10 µL N : 0-1 %
LED : 12mm/jam N: 0-10 mm/jam

• Teraphy
Diet TKTP (Tinggi Karbohidrat Tinggi Protein)
Infus NaCl 0,9 % : Dex 5% 26 Tetes/I 1 : 1
Ceftasidine 1 gr/12 Jam/IV
CiproFloxacin 0,2 gr/12 jam/IV
Anbacim 3x1
• Perawatan
Istirahat ditempat tidur dan Observasi TTV pagi dan sore


KLASIFIKASI DATA

Data Subyektif (DS) Data Objektif (DO)
• Klien merasa sesak
• Klien mengatakan sering batuk sesekali bercampur darah
• Klien mengatakan kurang nafsu makan
• Klien mengatakan kurang paham tentang penyakitnya dan pengobatan yang diberikan. • Frekuensi nafas lebih dari normal yaitu 28 x / menit
• Periksa sputum BTA positif pada foto thoraks tampak bayangan bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas pada area paru atas.
• Sel darah merah (RBC) dibawah normal yaitu 2,92 x 10 /µL
• HB -5,89 /dl
• Klien Nampak batuk berlendir sesekali disertai darah
• Suara nafas ronkhi
• Sputum kental
• Porsi makan tidak dihabiskan (4-6 sendok)
• BB tidak ideal: 36 Kg dengan tinggi 155 cm, dengan tinggi 155 maka berat badan yang ideal adalah TB-100 X 1O % Dari hasil yang diperoleh lalu hasilnya dikurangkan dengan hasil pengurangan tadi
155-100=55
55 x 10 % =5,5 jadi berat badan yang ideal adalah 55-5,5 =49,5
• Turgor kulit jelek
• Kehilangan lemak subkutan
• Klien tidak mengetahui tentang obat-obat yang di berikan dan waktu meminumnya


ANALISA DATA

Data Kemungkinan penyebab Masalah
DS
• Pasien merasa sesak
D0 :
• frekwensi nafas lebih dari normal yaitu 28 x / menit
• Periksa sputum BTA positif pada foto thoraks tampak bayangan bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas pada area paru atas.
• Sel darah merah (RBC) dibawah normal yaitu 2,92 x 10 /µL
• HB -5,89 /dl
Invasi kuman mycobacterium Tuberkurosa melalui saluran nafas
Perjalanan melalui lympe dan heatogen
Menyebar pada bagian paru- paru
Jika tuberkel-tuberkel pecah menyebabkan eksudasi
Fibrosis jaringan
Jumlah total jaringan paru berkurang
Menurunnya luas membran respirasi
Menurunnya kapasitas difusi oksigen dan karbondioksida
Oksigenasi darah berkurang
Kompensasi tubuh untuk menningkatkan oksigenasi tubuh dengan cara meningkatkan frekwensi nafas serta kerja organ-organ pernafasan Gangguan pertukaran gas
DS :
• Klien mengatakan sering batuk sesekali bercampur darah
DO :
• Klien Nampak batuk berlendir sesekali disertai darah
• Suara nafas ronkhi
• Sputum kental Dengan adanya proses peradangan pada jaringan paru dan sekitar
Mekanisme pertahanan tubuh terhadap mkroorganisme yaitu dengan meningkatnya produksi mucus oleh sel-sel epitel silia disepanjang saluran pernafasan
Penumpukan sekresi mucus pada jalan nafas
Batuk-batuk TIDAK EFEKTIFNYA BERSIHAN JALAN NAFAS
DS :
• Klien mengatakan kurang nafsu makan
DO :
• Porsi makan tidak dihabiskan (4-6 sendok)
• BB tidak ideal: 36 Kg dengan tinggi 155 cm
• Turgor kulit jelek Invasi mycobacterium tubercurosa dalam tubuh
Meningkatkan aktivitas seluler
Peningkatan metabolisme berlebihan
Pemecahan karbohidrat, lemak dan protein
BB menurun GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

DS : Klien mengatakan kurang paham tentang penyakitnya dan pengobatan yang diberikan.
DO : Klien tidak mengetahui tentang obat-obat yang di berikan dan waktu meminumnya
Proses pengobatan yang panjang yang lama
Kelemahan fisik
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita dan pengobatannya KURANG PENGETAHUAN TENTANG KONDISI PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN


DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama klien : ny “ F ”
Umur : 64 thn
Jenis kelamin : perempuan

No Diagnose keperawatan Tgl ditemukan Tgl teratasi
1
2
3
4

Gangguan pertukaran gas
Tidak Efektifnya Jalan Nafas
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Kurang Pengetahuan tentang kondisi pengobatan dan pencegahan
25 /02/ 09
25 /02/ 09
26 /02/ 09
27 /02/ 09











IMPLEMENTASI
Nama : Ny “ F “ Diagnosa : TB Paru
Umur : 64 Tahun Ruangan : BP 1 Kmr 207
Jenis kelamin : Perempuan Tgl Pengkajian : 24-02-09

No Hari/tgl DX Jam Implementasi
1 Rabu
25 feb 2009 1 16.00


16.10




16.25



16.30 a. Mengkaji dispnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal.
Hasil :
Bunyi pernafasan ronkhi, dan sesak 28 x/i
b. Mengevaluasi perubahan-tingkat kesadaran, catat tanda-tanda sianosis dan perubahan warna kulit membran mukosa, dan warna kuku
Hasil :
Tingkat kesadaran Composmenthis, tidak ada tanda sianosis, dan warna kuku normal (merah muda)
c. Menganjurkan untuk mengeluarkan napas dengan bibir disiutkan,
Hasil :
Klien Nampak mengeluarkan nafas dengan bibir disiutkan
d. Menganjurkan untuk bedrest, batasi dan bantu aktivitas sesuai kebutuhan.
Hasil :
Klien Nampak bedrest dan semua aktivitasnya dibantu oleh keluarganya


2 Rabu 25/02/09
2 16.45

16.55




17.10



17.15


17.20

17.25 a. Mengkaji fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan, irama, kedalaman
Hasil :
Bunyi nafas Ronkhi, kecepatan 28 x/i
b. Mencatat kemampuan untuk mengeluarkan secret atau batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis
Hasil :
Klien Nampak kesulitan untuk mengeluarkan secretnya, karakteristik sputum Nampak berwarna hijau sesekali disertai darah
c. Memberikan pasien posisi semi atau Fowler, Bantu/ajarkan batuk efektif dan latihan napas dalam.
Hasil :
Klien dalam keadaan posisi semi atau fowler,
Klien Nampak mencoba untuk melakukan latihan nafas dalam dan batuk efektif.
d. Membersihkan secret dan mulut dan trakea, suction bila perlu.
Hasil :
Keluarga klien Nampak membersihkan mulut klien, setiap klien habis batuk.
e. Mempertahankan intake cairan minimal 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi
Hasil :
Klien Nampak minum ± 3 gelas/hari
f. Memberikan obat:
kortikosteroid sesuai indikasi
Hasil :
Pemberian Ceftasidine 1 gr/12 Jam/IV
CiproFloxacin 0,2 gr/12 jam/IV
Anbacim 3x1
3 Kamis 26/02/09 16.00





16.05
16.10


16.22



16.30

16.35



16.40 a. Mencatat status nutrisi pasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/muntah atau diare.
Hasil :
Turgor kulit Nampak kering, mukosa mulut nampak kering, klien mengatakan tak ada masalah dalam menelan,tidak terdengar bising usus,terdapat riwayat mua 2 minggu yang lalu, klien mengatakan selama di RS jarang BAB
b. Kaji pola diet pasien yang disukai/tidak disukai
Hasil : klien tidak menyukai sayur kol
c. Monitor intake dan output secara periodik.
Hasil :
klien makan hanya 5 sendok dan pisang 1 buah tapi tidak di habiskan
d. Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya dengan medikasi. Awasi frekuensi, volume, konsistensi Buang Air Besar (BAB)
Hasil :
klien mengatakan tidak mual ataupun, muntah dan belum BAB
e. Anjurkan bedrest
Hasil :
klien Nampak sering tidur apabila tidak ada kegiatan
f. Lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan.
Hasil :
keluarga klien Nampak membersihkan mulut klien apabila klien bernafas dan mengeluarkan air liur
g. Anjurkan makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidiat.
Hasil :
keluarga klien Nampak memberi makan sedikit-sedikit tapi sering

4 Jumat 27/02/09 10.00



10.20


10.15



10.25



10.35



a. Kaji kemampuan belajar pasien misalnya:, perhatian, kelelahan, tingkat partisipasi,
Hasil :
Klien Nampak memperhatikan penjelasan dari perawat tentang penyakitnya dan berpartisipasi dengan bertanya
b. Identifikasi tanda-tanda yang dapat dilaporkan pada dokter misalnya: nyeri dada, demam, kesulitan bernafas, kehilangan pendengaran, vertigo
Hasil :
klien mengatakan masih sulit bernafas
c. Tekankan pentingnya asupan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) dan intake cairan yang adekuat.
Klien :
keluarga klien nampak menyediakan makanan tambahan yang kaya kalori dan tinggi protein
d. Jelaskan penatalaksanaan obat: dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya terapi dalam jangka waktu lama. Ulangi penyuluhan tentang interaksi obat Tuberkulosis dengan obat lain.
Hasil :
klien Nampak mendengarkan penjelasan yang diberikan
e. Jelaskan tentang efek samping obat. mulut kering, konstipasi, gangguan penglihatan, sakit kepala, peningkatan tekanan darah
Hasil :
klien Nampak mengerti akan penjelasan yang di berikan



Evaluasi
Nama klien : Ny “F”
Umur : 46 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Hari / tanggal DX EVALUASI
Rabu 25/ 02/09 1 S : Klien mengeluh masih sesak
O : Bunyi pernafasan ronkhi, dan sesak 28 x/I,
Tingkat kesadaran Composmenthis, tidak ada tanda sianosis, dan warna kuku normal (merah muda),
Klien Nampak bedrest dan semua aktivitasnya dibantu oleh keluarganya,
Klien Nampak mengeluarkan nafas dengan bibir disiutkan
A : Masalah Belum teratasi
P : Pertahankan intervensi 1,2,3, dan 4
2 S : Klien mengatakan sering batuk sesekali bercampur darah
O : Bunyi nafas Ronkhi, kecepatan 28 x/I, Klien Nampak kesulitan untuk mengeluarkan secretnya, karakteristik sputum Nampak berwarna hijau sesekali disertai darah
Klien dalam keadaan posisi semi atau fowler,
Klien Nampak mencoba untuk melakukan latihan nafas dalam dan batuk efektif.
Keluarga klien Nampak membersihkan mulut klien, setiap klien habis batuk.
Klien Nampak minum ± 3 gelas/hari
A : Masalah Belum teratasi
P : Pertahankan intervensi 1,2,3,4,5, dan 6
3 S : Klien mengatakan kurang nafsu makan
O : Turgor kulit Nampak kering, mukosa mulut nampak kering, klien mengatakan tak ada masalah dalam menelan,tidak terdengar bising usus,terdapat riwayat mua 2 minggu yang lalu, klien mengatakan selama di RS jarang BAB
Klien tidak menyukai sayur kol
Klien makan hanya 5 sendok dan pisang 1 buah tapi tidak di habiskan
Klien mengatakan tidak mual ataupun, muntah dan belum BAB
Klien Nampak sering tidur apabila tidak ada kegiatan
Keluarga klien Nampak membersihkan mulut klien apabila klien bernafas dan mengeluarkan air liur
Keluarga klien Nampak memberi makan sedikit-sedikit tapi sering
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi 1,2,3,4,5,6, dan 7
4 S : Klien mengatakan kurang paham tentang penyakitnya dan pengobatan yang diberikan.
O : Klien Nampak memperhatikan penjelasan dari perawat tentang penyakitnya dan berpartisipasi dengan bertanya
klien mengatakan masih sulit bernafas
keluarga klien nampak menyediakan makanan tambahan yang kaya kalori dan tinggi protein
klien Nampak mendengarkan penjelasan yang diberikan
klien Nampak mengerti akan penjelasan yang di berikan
A : Masalah te ratasi
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5




IMPLEMENTASI
Nama : Ny “ F “ Diagnosa : TB Paru
Umur : 64 Tahun Ruangan : BP 1 Kmr 207
Jenis kelamin : Perempuan Tgl Pengkajian : 24-02-09

No Hari/tgl DX Jam Implementasi ke 2
1 Sabtu
28/02/09 1 16.00


16.10




16.25



16.30 b. Mengkaji dispnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal.
Hasil :
Bunyi pernafasan ronkhi, dan sesak 28 x/i
e. Mengevaluasi perubahan-tingkat kesadaran, catat tanda-tanda sianosis dan perubahan warna kulit membran mukosa, dan warna kuku
Hasil :
Tingkat kesadaran Composmenthis, tidak ada tanda sianosis, dan warna kuku normal (merah muda)
f. Menganjurkan untuk mengeluarkan napas dengan bibir disiutkan,
Hasil :
Klien Nampak mengeluarkan nafas dengan bibir disiutkan
g. Menganjurkan untuk bedrest, batasi dan bantu aktivitas sesuai kebutuhan.
Hasil :
Klien Nampak bedrest dan semua aktivitasnya dibantu oleh keluarganya


2 Sabtu
28/02/09 2 16.45

16.55




17.10



17.15


17.20

17.25 g. Mengkaji fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan, irama, kedalaman
Hasil :
Bunyi nafas Ronkhi, kecepatan 28 x/i
h. Mencatat kemampuan untuk mengeluarkan secret atau batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis
Hasil :
Klien Nampak kesulitan untuk mengeluarkan secretnya, karakteristik sputum Nampak berwarna hijau sesekali disertai darah
i. Memberikan pasien posisi semi atau Fowler, Bantu/ajarkan batuk efektif dan latihan napas dalam.
Hasil :
Klien dalam keadaan posisi semi atau fowler,
Klien Nampak mencoba untuk melakukan latihan nafas dalam dan batuk efektif.
j. Membersihkan secret dan mulut dan trakea, suction bila perlu.
Hasil :
Keluarga klien Nampak membersihkan mulut klien, setiap klien habis batuk.
k. Mempertahankan intake cairan minimal 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi
Hasil :
Klien Nampak minum ± 3 gelas/hari
l. Memberikan obat:
kortikosteroid sesuai indikasi
Hasil :
Pemberian Ceftasidine 1 gr/12 Jam/IV
CiproFloxacin 0,2 gr/12 jam/IV
Anbacim 3x1
Minggu 29/02/09 16.00





16.05
16.10


16.22



16.30

16.35



16.40 h. Mencatat status nutrisi pasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/muntah atau diare.
Hasil :
Turgor kulit Nampak kering, mukosa mulut nampak kering, klien mengatakan tak ada masalah dalam menelan,tidak terdengar bising usus,terdapat riwayat mua 2 minggu yang lalu, klien mengatakan selama di RS jarang BAB
i. Kaji pola diet pasien yang disukai/tidak disukai
Hasil : klien tidak menyukai sayur kol
j. Monitor intake dan output secara periodik.
Hasil :
klien makan hanya 5 sendok dan pisang 1 buah tapi tidak di habiskan
k. Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya dengan medikasi. Awasi frekuensi, volume, konsistensi Buang Air Besar (BAB)
Hasil :
klien mengatakan tidak mual ataupun, muntah dan belum BAB
l. Anjurkan bedrest
Hasil :
klien Nampak sering tidur apabila tidak ada kegiatan
m. Lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan.
Hasil :
keluarga klien Nampak membersihkan mulut klien apabila klien bernafas dan mengeluarkan air liur
n. Anjurkan makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidiat.
Hasil :
keluarga klien Nampak memberi makan sedikit-sedikit tapi sering

Minggu 27/02/09 10.00



10.20


10.15



10.25



10.35



f. Kaji kemampuan belajar pasien misalnya:, perhatian, kelelahan, tingkat partisipasi,
Hasil :
Klien Nampak memperhatikan penjelasan dari perawat tentang penyakitnya dan berpartisipasi dengan bertanya
g. Identifikasi tanda-tanda yang dapat dilaporkan pada dokter misalnya: nyeri dada, demam, kesulitan bernafas, kehilangan pendengaran, vertigo
Hasil :
klien mengatakan masih sulit bernafas
h. Tekankan pentingnya asupan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) dan intake cairan yang adekuat.
Klien :
keluarga klien nampak menyediakan makanan tambahan yang kaya kalori dan tinggi protein
i. Jelaskan penatalaksanaan obat: dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya terapi dalam jangka waktu lama. Ulangi penyuluhan tentang interaksi obat Tuberkulosis dengan obat lain.
Hasil :
klien Nampak mendengarkan penjelasan yang diberikan
j. Jelaskan tentang efek samping obat. mulut kering, konstipasi, gangguan penglihatan, sakit kepala, peningkatan tekanan darah
Hasil :
klien Nampak mengerti akan penjelasan yang di berikan


Evaluasi
Nama klien : Ny “F”
Umur : 46 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Hari / tanggal DX EVALUASI
Rabu 25/ 02/09 1 S : Klien mengeluh masih sesak
O : Bunyi pernafasan ronkhi, dan sesak 28 x/I,
Tingkat kesadaran Composmenthis, tidak ada tanda sianosis, dan warna kuku normal (merah muda),
Klien Nampak bedrest dan semua aktivitasnya dibantu oleh keluarganya,
Klien Nampak mengeluarkan nafas dengan bibir disiutkan
A : Masalah Belum teratasi
P : Pertahankan intervensi 1,2,3, dan 4
S : Klien mengatakan sering batuk sesekali bercampur darah
O : Bunyi nafas Ronkhi, kecepatan 28 x/I, Klien Nampak kesulitan untuk mengeluarkan secretnya, karakteristik sputum Nampak berwarna hijau sesekali disertai darah
Klien dalam keadaan posisi semi atau fowler,
Klien Nampak mencoba untuk melakukan latihan nafas dalam dan batuk efektif.
Keluarga klien Nampak membersihkan mulut klien, setiap klien habis batuk.
Klien Nampak minum ± 3 gelas/hari
A : Masalah Belum teratasi
P : Pertahankan intervensi 1,2,3,4,5, dan 6
S : Klien mengatakan kurang nafsu makan
O : Turgor kulit Nampak kering, mukosa mulut nampak kering, klien mengatakan tak ada masalah dalam menelan,tidak terdengar bising usus,terdapat riwayat mua 2 minggu yang lalu, klien mengatakan selama di RS jarang BAB
Klien tidak menyukai sayur kol
Klien makan hanya 5 sendok dan pisang 1 buah tapi tidak di habiskan
Klien mengatakan tidak mual ataupun, muntah dan belum BAB
Klien Nampak sering tidur apabila tidak ada kegiatan
Keluarga klien Nampak membersihkan mulut klien apabila klien bernafas dan mengeluarkan air liur
Keluarga klien Nampak memberi makan sedikit-sedikit tapi sering
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi 1,2,3,4,5,6, dan 7
S : Klien mengatakan kurang paham tentang penyakitnya dan pengobatan yang diberikan.
O : Klien Nampak memperhatikan penjelasan dari perawat tentang penyakitnya dan berpartisipasi dengan bertanya
klien mengatakan masih sulit bernafas
keluarga klien nampak menyediakan makanan tambahan yang kaya kalori dan tinggi protein
klien Nampak mendengarkan penjelasan yang diberikan
klien Nampak mengerti akan penjelasan yang di berikan
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar