Jumat, 09 April 2010

Hernia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suatu masalah kesehatan akan dianggap serius dalam masyarakat jika masalah/penyakit tersebit memiliki angka morbiditas yang tinggi. Apalagi jika penyakit tersebut juga menyerang mereka yang berusi produktif.
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya diafragma, inguinal, umbilical, dan femoral.
Menurut sifatnya, hernia dapat disebut Hernia Reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut Ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh perletakan isi kantong pada peritoneum kanong hernia.
Tempat umum hernia adalah lipat paha, umbilicus, linea alba, garis semilunaris dari spigel, diagfragma, dan insisi bedah. Tempat herniasi lain yang sebanding tetapi sangat jarang adalah perineum, segitiga lumbal superior dari petiti dan formen obturator serta sikiatika dari pelvis.
Secara umum hernia terdiri dari cincin hernia, kantong hernia dan isi hernia.
Hernia inguinalis meningkat dengan bertambahnya umur mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan inra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya.
Berbagai factor penyebab berperan pada pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia melewati pintu yang cukup lebar tersebut.
Menurut penilitian I Nyoman Sukaraena di RSUP Sanglah Denpasar, desembar-januari 1998 da dapatkan 60% Hernia Inguinalis terdapat pada isi kanan, 30% sisi kiri, dan 10% bilateral.
Menurut penilitian Ahmad Efendi di RS. H. Adam Malik Medan, Agustus 1999 – Januari 2000 didapatkan angka kejadian Hernia diagfragmatika belum dapat ditentukan secara pasti, bervariasi antara 1 dari 2500 sampai 1 dari 4000 kelahiran hidup. 5 tipe dari Hernia Diagfragmatika Kongenitalis yang paling sering dijumpai 3 diantaranya yaitu tipe Bochdalek, dibagian belakang 60%, tipe Morgagni, dibagian depan 26% dan hiatusoesphageus 14%
Menurut penilitian Muh. Kasim di RSUP. Wahidin Sudirohusodo September 1996 – Februari 1997 ditemukan Hernia Inguinalis pada laki-laki usia 50-60 tahun sebanyak 64,71%, 61-70 tahun sebanyak 23,53%, 71-80 tahun sebanyak 10,29% dan usia lebih dari 80 tahun sebanyak 1,47%.
1.2. Rumusan Masalah
Sebagai rumusan masalah dari penilitian ini adalah, bagaimanakah Karekteristik Penderita Hernia di RSUP. Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar?
1.3. Tujuan Penilitian
a. Tujuan Umum
Memperoleh informasi mengenai karekteristik penderita hernia di RSUP. Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui distribusi penderita hernia menurut umur.
2. Mengetahui distribusi penderita hernia menurut jenis kelamin.
3. Mengetahui distribusi penderita hernia menurut pekerjaan.
4. Mengetahui distribusi penderita hernia menurut lokasi hernia yang diderita.
5. Mengetahui distribusi penderita hernia menurut sifat hernia yang diderita.

1.4. Manfaat Penilitian
1. Hasil penilitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan masukan bagi instansi kesehatan dalam rangka meningkatan pelayanan kesehatan dimasa mendatang.
2. Hasil penilitian ini diharapkan merupakan bahan masukan bagi RSUP. Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, dimasa yang akan dating.
3. Hasil penilitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan bacaan bagi penilitian selanjutnya.
4. Merupakan pengalaman barharga bagi penilitian dalam rangka menambah wawasan pengetahuan, serta pengembangan diri khususnya bidang penilitian.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Hernia
Hernia berasal dari kata Yunani “Hernios” yang berarti “Cabang”’ tonjolan dari pada hernia diasosisikan dengan suatu cabang. Catatan yang pertama kali ditemukan mengenai adalah pada Papyrus Egyptian Ebers pada kurang lebih 1500 SM, bahkan penerjemahnya B. Ebbel mungkin lebih tua lagi.
Kemungkinan mengenai hernia yang lebih lengkap, yang pertama kalinya dikemukakan oleh Celcus. Tulisan yang dibuat oleh Celsus ini diduga mempunyai sumber dari tulisan-tulisan Yunani Kuno seperti aliran Hipocrates.
Penulis – penulis lain bangsa Yunani – Holidorus. Tulisan Celsus ini sangat menggagumkan pada zamannya, yang punya pengetahuan luas mengenai klinis dan cara pengobatan hernia. Mencakup tidak hanya mengenai anatomi dan patologi dari pada macam-macam tipe hernia, tapi juga menguraikan mengenai cara-cara pengobatannya.
2.2. Anatomi
Hernia biasanya terdiri dari kantong hernia. Isi dari pada kantong hernia dan pembungkus dari pada kantong hernia. Kantong hernia adalah diverticulum peritoneum dengan barmacam ukuran. Sedang isi darui pada kantong hernia bias berupa omentum, usus kecil atau usus besar (apopendix), buli-0buli, ovarium dan tuba.
2.3. Klasifikasi
Klasifikasi Hernia dapat dibedakan berdasarkan :
1. Menurut terjadinya dibagi :
a. Hernia congenital (Hernia Ingunalis Lateralis/Hernia Embrional)
b. Hernia akuisita/ di dapat seperti pada bekas operasi, robekan pada peritoneum.
2. Menurut lokasinya terdiri dari :
a. Hernia Ingunalis : Indirect dan direct
b. Hernia Umbilikus
c. Hernia Femoralis
3. Menurut isinya :
a. Hernia Reponibel
b. Hernia irreponibel
2.4. Etiologi
Pada Hernia Inguinalis dapat congenital atau tidak didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Berbagai factor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu ddiperlukan pula factor yang dapat mendorong isi hernia melalui pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.
Pada hernia umblikalis lebih sering terjadi pada wanita disebabkan karena factor kegemukan dan kehamilan yang berulang-ulang yang merupakan penyebab yang umum.
Pada hernia femoralis biasanya terjadi karena peningkatan tekanan intaabdomenn yang akan mendorong lemak preperitoneal ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya hernia. Factor penyebab yang lain adalah multipara dan obesitas.

2.5. Faktor Resiko
Selain penyebab yang disebutkan diatas, terdaopat pula berbagai macam factor resiko sehingga seseorang dapat menjadi mudah terkena penyakit ini, misalnya saja seorang deangn pekerja yang memerlukan tenaga yang besar seperi buruh bangunan, pengangkat besi dan lain-lain. Pekerjaan tersebut diatas sangat beresiko karena dapat menyebabkan peningkatan intaabdomen yang merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit hernia ini.
Pada orang yang berjenis kelamin perempuan jiga sanagt beresiko terkena penyakit ini karena kita tahu bahwa perempuan akan mengalami kehamilan yang akan menyebabkan kendornya otot-otot dinding perus dan juga perempuan sangat rentan menjadi gemuk.
Sedangkan umur merupakan parameter untuk mengetahui lamanya seseorang hidup sejak lahir samapi pada umurnya sekarang. Sejalan dengan itu perkembangan alat-alat atau orang tubuh tertentu ada yang mengalami penyempurnaan perkembangan setrelah ia dilahirkan dan kadang-kadang sampai umur tertentu dan mengikuti perkembangan umur tersebut sehingga umur disini sangat perlu untuk melihat apakah orang terrsebut beresikoo terkena penyakit hernia ini atau tidak.
2.6. Gejala Klinis
Gejala klinis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemerikasaan fisis dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis pada umunya penderita dating dengan keluhan berupa benjolan dilipat paha yang timbul pada waktu mengedan, batuk, atau mengangkat beban berat dan menghilang waktu istirahat baring. Pada bayi dan anak-anak adanya benjolan yang timbul dilipat paha biasanya diketahui oleh orang tua. Jika hernia mengganggu pada anak atau bayi sering geliusah, banyak menangis, dan kadang-kadang perut kembung.
Pada pemeriksaan fisik bergantiung pada isi hernia. Pada inspeksi pada saat pasien mengedan dapat diliat hernia inguinalis. Pada inspeksi diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum, atau labia dalam posisi berdiri dan berbaring.
Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat direposisi. Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak-anak, kadang cinci hernia diraba berupa annulus ingunalis yang melebar.
Hernia femoraliis keluhan biasanya berupa benjolan dilipat paha yang muncul terutama pada waktu melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen seperti mengangkat barang atauu batuk. Benjolan ini hilang pada waktu berbaring. Serting penderita dating ke dokter atau rumah sakit dengan hernia strangulate.
Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung di rongga perut masuk melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan intaabdomen, biasanya jika bayi menagis. Hernia umunya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi inkaserasi.
Pada hernia yang tidak dapat dodeteksi oleh pemerikasaan fisik, dapat dianjurkan dengan pemerikasaan ultrasonografi (USG) atau Tomografi computer (CT Scan).
2.7. Pengobatan
Pada umunya terapi hernia dapat berupa terapi operatif dan terapi non operatif (terapi konservatif). Tetapi konservatif dapat dilakukan sambil menunggu penyembuhan melalui prose salami. Terapi ini biasanya dilakukan pada hernia lateralis misalnya dengan pemakaian korset, sedangkan pada hernia inguinnalis tidak dianjurkan karena selain tidak menyembuhkan, alat in dapat melemahkan otot dinding perut.
Umunya terapi operatif merupakan terapi yang dianjurkan pada penderita dengan penyakit hernia tetapi harus juga diperhatikan factor-faktor yang menyebabkan hernia itui sendiri, misalnya batuk kronik, prostat, tumor dan lai-lain.
Dalam penilitian ini akan digambarkan beberapa hal sehubungan dengan penyakit hernia yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan lokalisasinya.
1. Umur
Umur merupakan parameter untuk mengetahui lamanya seseorang hidup sejak lahir pada umurnya sekarang. Sejalan dengan itu perkembangan alaat-alat atau organ tubuh tertentu ada yang mengalami penyempurnaan perkembangan setelah ia dilahirkan dan kadang-kadang sampai umur tertentu dan menikuti perkembangan umur tersebut.
Criteria objektif :
• Anak : 0 -14 tahun
• Remaja : 15 – 24 tahun
• Dewasa Muda : 25- 40 tahun
• Dewasa : 41- 65 tahun
• Orang Tua : > 65 tahun.
2. Jenis Kelamin
Hernia dapat ditemukan baik laki-laki maupun perempuan tertapi lebih banyak ditemukan pada laki-laki disbanding perempuan. Karena laki-laki lebih sering melakukan pekerjaan yang berat sehingga meningkatkan tekanan intraabdomen disbanding perempuan.
Criteria Objektif :
• Laki-laki
• Perempuan

3. Pekerjaan
Pekerjaan memungkinkan keterpaparan individu terhadap suatu penyakit tertentu dalam lingkungan pekerjaannya yang mungkin tidak didapatkan pada lingkungan pekerjaan lainnya. Misalnya, pada pekerjaan berat atau pengangkat besi, hal ini akan meningkatkan tekanan intraabdomen yang merupakan salah satu factor prisposisi terjadinya hernia.
Criteria Obektif :
• PNS
• Wiraswasta
• Pekerja Berat (buruh, petani)
• Tidak Bekerja (Non produktif/pengangguran)
4. Lokasi
Hernia diberi nama berdasarkan tempat tempat terjadinya,berdasarkan lokasinya,misalnya femoralis, inguinalis, umbilical.
Criteria Objektif :
• Hernia Inguinal
• Hernia Umbilikal
• Hernia Femoralis.
5. Menurut Sifatnya
Berdasarkan pada bias atau tidaknya isi hernia keluar masuk dari kantongnya, misalnya hernia reponible dan irreponible.
Criteria Objektif :
• Hernia Reponible
• Hernia Irreponible.




BAB III
METODE PENILITIAN

3.1. Jenis Penilitian
Metode penilitian yang dipakai adalah metode penilitian deskriptif yang dimaksudkan untuk mengetahui karekteristik pasien penderita Hernia di RSUP. DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar berdasarkan fakta yang terjadi yang tercatat di rekam medic di RSUP. DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
3.2. Populasi dan Sampel
• Populasi
Semua status yang menderita Hernia dan dirawat inap di RSUP Dr.WAHIDIN SUDIROHUSODO Makassar, dan terdaftar atau tercatat di rekam medic.
• Sampel
Semua status penderita Hernia yang dirawat inap RSUP Dr.WAHIDIN SUDIROHUSODO Makassar,
3.3. Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang berasal dari status pasien penyakit Hernia yang tersimpan di rekam medic RSUP Dr.WAHIDIN SUDIROHUSODO Makassar,
3.4. Cara Pengolahan dan Penyajian Data
Data yang dikumpul diolah dengan bantuan computer menggunakan program Microsoft excel, selanjutnya data disajikan dalam bentuk table distribusi dan diagram penjelasan-penjelasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar