Jumat, 09 April 2010

AsKep GIPS

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kepada sumber kebenaran Allah swt, karena berkat Rahmat Taufiq dan Inayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gips” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Salam dan shalawat teruntuk kepada hamba Allah yang paling sempurna, Sang pembawa risalah, Sang pemberi pencerahan kepada umatnya. Nabi Muhammad saw.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami haturkan kepada dosen pembimbing pada mata kuliah Keperawatan Anak, serta teman-teman yang telah memberikan sumbangsih yang besar dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa “tak ada gading yang tak retak” begitu pula pada makalah ini karenanya kami memohon kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini. Terimakasih.
Billahi fi sabilil haq fastabiqul khaerat
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Makassar, 31 Maret 2010

PENULIS








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... .i
DAFTAR IS...................................................................................................................... ii
PEMBAHASAN ……… 1
A. Pengertian ......................................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................................ 1
C. Jenis-Jenis Gips.................................................................................................. 1
D. Persiapan Alat.................................................................................................... 2
E. Prosedur Kerja………………………………………………………………… 2
F. Indikasi Pemasangan Gips…………………………………………………….. 6
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan Gips.................................. 6
H. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gips…………………………………….. 7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 8




PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Gips adalah suatu bubuk campuran yang digunakan untuk membungkus secara keras area yang mengalami patah tulang. Pemasangan gips dikerjakan 2-3 orang, seorang memasang perban (operator), seorang membantu dan memegang perban pada operator dan orang ke tiga menyangga ektremitas agar posisi tetap. Waktu pemasangan gips sesuai dengan variasi daya rekat bahannya yang pada umumnya 2-6 menit. Harus dijaga agar ektremitas tidak bergerak selama pemasangan.
Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang dicetak sesuai kontur tubuh dimana gips dipasang. Gips yang ideal adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh.

B. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk menyatukan kedua bagian tulang yang patah agar tak bergerak sehingga dapat menyatu dan fungsinya pulih kembali dengan cara mengimobilisasi tulang yang patah tersebut dalam posisi tertentu dan memberikan tekanan yang merata pada jaringan lunak yang terletak didalamnya.

C. JENIS JENIS GIPS
 Gips lengan pendek: memanjang dari bawah siku sampai lipatan telapak tangan, melingkar erat didasar ibu jari. Bila ibu jari dimasukan dinamakan spika ibu jari( gips gaunlet)
 Gips lengan panjang: memanjang dari setinggi lipat ketiak sampai disebelah proksimal lipatan telapak tangan, siku biasanya diimobilisasi dlm posisi tegak lurus
 Gips tungkai pendek: memanjang dari bawah lutut sampai dasar jari kaki , kaki dalam sudut tegak lurus pada posisi netral
 Gips tungkai panjang: memanjang dari perbatasan sepertiga atas dan tengah paha sampai dasar jari kaki, lutut sedikit fleksi
 Gips berjalanGips tubuh
 Gips spika bahu
 Gips spika panggul

D. PERSIAPAN ALAT
a. Plester / perban sintetik yang dapat dilebarkan
b. Perban gulungan / perban elastic
c. Lembaran gips berbentuk anyaman kecil
d. Bidai untuk penguat
e. Busa gips dari katun, poliester/poliethan untuk menyangga tulang
f. Pisau
g. Gunting
h. Spidol permanen
i. Beberapa lembar polietilen/koran untuk alas lantai
j. Sarung tangan sekali pakai untuk melindungi tangan operator
k. Wadah plastik besar berisi air bersuhu ruang 21-24° C atau sesuai petunjuk dari pabrik gips
l. Krem tangan yang dipakai setelah pemasangan gips sintetik

E. PROSEDUR KERJA
 Pemasangan Gips
a. Mencuci tangan
b. Membentangkan polietilen/koran di lantai
c. Menjelaskan pada klien apa yang akan dirasakan (rasa hangat pada saat pemasangan perban)
d. Mengukur perban gulung dan lembaran gips pada bagian ekstremitas yang akan di imobilisasikan
 Lembar gips diatur sedemikian rupa agar teratur masing-masing tersusun berlapis sampai habis ½ rol gips
 Beberapa lembar gips tambahan diletakkan diatas untuk penyangga tulang okranon, maleoli dan patella
 Lembar gips dipasang dari ujung distal sampai pada proksimal ektremitas. Bila terlalu banyak gips yang digunakan akan memungkinkan pemborosan dan menekan daerah dibawah pemasangan gips.
 Bagian tengah balutan perban tetap tegak pada air (suhu ruangan) untuk beberapa menit dan menjadi lunak agar mudah digunakan. Periksa langsung bahan gips sintetik
 Memeriksa efek air terhadap kekuatan rekat/tidak lentur pada tengah balutan oleh operator dengan hati-hati agar tak jatuh. Kekuatan maksimal dihasilkan oleh gips sintetik dari reaksi kimia





e. Mulai dari ujung distal, balutkan gips dengan baik dan tepat pada ektremitas, secara berlapis sampai habis ½ rol. Jaga gerakan gips dan tetap menempel dengan baik pada permukaan ektremitas. Secara hati-hati kombinasikan balutan berurutan kebawah dan balikkan tiap balutan menuju ke posisi bawah dengan tungkai dan tulang jari (ujung jari) secara melingkat atau memanjang. Jaga kombinasi susunan bawah gips agar sejajar dengan permukaan gips (tanpa penekanan) dan berlapis-lapis sehingga membentuk gambaran huruf V.



f. Potong gips sesuai ukuran dengan pisau tajam. Pasang perban gulung diatas susunan gips dan sesuaikan dengan bahan gips
g. Mengakhiri pemasangan gips dengan krem tangan gips untuk menjaga agar permukaan kulit luar tetap halus
h. Tanyakan pada klien jika hal ini menyebabkan ketidak nyamanan atau nyeri
i. Mencatat diagnosa dan data kecelakaan dan pemasangan gips dengan spidol permanen pada permukaan gips setelah mongering
j. Menghindarkan gips terhadap jari-jari tangan selama pasien bergerak. Keringkan dengan menganginkan gips agar hangat, sirkulasi lancar dan alirkan udara. Atau kipaskan udara diatas gips dengan kipas berputar untuk mempercepat penguapan air.
k. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien pada catatan klien.



 Pelepasan gips
a. Informasikan kepada pasien
b. Yakinkan pasien bahwa gergaji listrik atau pemotong gips tidak akan mengiris kulit
c. Gips akan dibelah dengan gerakan linier pisau sepanjang garis potongan
d. Gunakan pelindung mata
e. Potong bantalan dengan gunting
f. Sokong bagian tubuh ketika gips diambil
g. Cuci dan keringkan bagian yang habis diimobilisasi dengan lembut, oleskan minyak pelumas
h. Ajari pasien tidak menggosok /menggaruk kulit
i. ajari pasien secara bertahap melatih kegiatan bagian tubuh sesuai program terapiutik
j. Ajari pasien mengontrol pembengkakan dengan meninggikan ekstremitas
 Evaluasi hasil yang diharapkan
1.Pasien scr aktif berpartisipasi dlm program terapi
a.meninggikan eksterimitas yang terkena
b. berlatih sesuai intruksi
c. Menjaga gips tetap kering
d. Melaporkan setiap masalah yg timbul
e. Tetap melakukan tindak lanjut atau mengadakan perjanjian dgn dokter
2.Melaporkan berkurangnya nyeri
a. meninggikan ekstremitas yang digips
b. meroposisi sendiri
c. menggunakan analgetik oral k/p
3. Memperlihatkan peningkatan kemampuan mobilitas
a. mempergunakan alat bantu yg aman
b. berlatih untuk meningkatkan kekuatan
c. Mengubah posisi sesering mungkin
d. melakukan lat. sesuai kisaran gerakan sendi yg tdk tertutup gips
4. Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri
a. Melakukan aktivitas higiene dan kerapihan scr mandiri
b. makan sendiri secara mandiri
5. Memperlihatkan penyembuhan abrasi dan laserasi
a. tidak memperlihatkan tanda dan gejala infeksi
b. Memperlihatkan kulit yang utuh saat gips dibuka
6. Terjaganya peredaran darah yang adekuat pada ekstremitas
a. Memperlihatkan warna kulit yang normal
b. Mengalami pembengkakan minimal
c. Mampu memperlihatkan pengisian kapiler yang adekuat
d. Memperlihatkan gerakan aktif jari tangan dan kaki
e. Melaporkan sensasi normal pada bagian yang digips
f. Melaporkan bahwa nyeri dapat dikontro
F.INDIKASI PEMASANGAN GIPS
a. Immobilisasi dan penyangga fraktur
b. Istirahatkan dan stabilisasi
c. Koreksi deformitas
d. Mengurangi aktifitas
e. Membuat cetakan tubuh orthotic




G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMASANGAN GIPS ADALAH :
a. Gips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan
b. Gips patah tidak bisa digunakan
c. Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien
d. Jangan merusak / menekan gips
e. Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips / menggaruk
f. Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama
H. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GIPS
1. Pengkajian
pengkajian fisik bagian tubuh yang harus diimobilisasi melibatkan pengkajian status neurovaskuler, derajat dan lokasi pembengkakan, memar, dan adanya abrasi kulit
2. Diagnosa keperawatan:
a. Kurangnya pengetahuan mengenai program pengobatan
b. Nyeri yang berhubungan dengan ganguan musculoskeletal
c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gips
d. Kurang perawatan diri : makan,mandi/higiene,berpakian /berdandan, atau toileting karena keterbatasan mobilitas
e. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan laserasi dan abrasi
f. Potensial perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan respon fisiologik thd cedera/gips
3. Intervensi keperawatan
a. Meredakan nyeri
b. Peningkatan mobilitas
c. Mencapai perawatan diri
d. Penyembuhan abrasi kulit
e. Memahami program pengobatan
f. Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat
DAFTAR PUSTAKA

 http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/pemasangan-gips.html

 http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/01/07/pemasangan-gips/

 http://nursemusic.wordpress.com/2009/02/19/pasien-dengan-gips/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar