Jumat, 02 April 2010

DASAR PERAWATAN KELUARGA (PK)

DASAR PERAWATAN KELUARGA (PK)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah me!npelajari materi mi, peserta telaii mengetahui:
- Siapa dan mengapa melakukan PK.
Pnnsip dan keijapeiaku PlC,
- Peralatan PlC.
1. MENGAPA D1PERLUKAN PR? S
a. Pada umumnya mereka yang sakit senang bila ia berada di rumah di tengah keluarga dan pada berbaring di rumah sakit dan dirawat oleh orang yang ia belum kenal.
b. Demi untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya transportasi.
c. Dirawat bersama orang lain di sebuah kamar/bangsal dapat mempengaruhi keadaan si sakit sehingga mempengaruhi penyembuhannya.
d. lJntuk meningkatkan kemandiriari orang sakit dan keluarganya secara optimal.
2. lAPA YANG MELAKUKAN PR?
a. Pada dasarnya siapa saja dapat melakukan tugas PK asal sebelurnnya diberi pengetahuan (berupa pendidikan PK) dan dilatih secukupnya.
b. Sejak tahun 1950 PMI telah menyelenggarakan pendidikan dan latihan PK.
c. Sifat pribadi yang tepat untuk menerima pendidikan PK adalah:
1) Mempunyai sifat kasih sayang yang tulus.
2) Menaruh minat dan memiliki rasa kemanusiaan yang dalam.
3) Ingin belajar dan berbakat dalam bidang perawatan.
1




Pedoman Perawatan Keluarga 2
3. SilCAP DAN PERILAKU APA YANG PERLU DIMILIKI OLEH PELAKU PR?
a. Berperikemanusiaan yang jelas tampak dan sikap kesediaan untuk menolong yang akan memberi kesan tentang kepribadiannya (ramah, sering berkomunikasi dengan si sakit maupun keiuarga dli).
b. Bertanggung jawab, sifat mi harus tampak dan segala tindakan pelaku PK yang senantiasa berpedoman pada apa yang ia teiah pelajari antara lain tidak akan melakukan tindakan yang akan merugikan si sakit maupun anggota keluarga lain.
c. Selalu mengutamakan kebutuhan si sakit.
d. Selalu bersikap terbuka terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap si sakit serta menerangkan/mendidik keluarga lain misainya. bagaimana hidup sehat.
Peiaku PK diharapkan bersikap tenang dan bertindak tepat sebagai contoh konkrit.
4. PRINSIP KERJA SEORANG PELAKU PK:
a. Sikap yang balk seorang pelaku PK penting untuk memberi kesan
baik tentang kepribadiannya.
b. Menunjukkan kemauan kerja dengan tenang, cepat tanpa ragu-ragu.
c. Mempunyai sikap ramah, selalu senyum, bersedia untuk mendengar
dan mampu untuk menenangkan si sakit.
d. Berpikirlah sebelum bertindak/bekerja.
Pengamatan serta informasi dan petugas kesehatan yang berwenang
sangat bermanfaat dan membantu dalam menjalankan tugas
e. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan si sakit, tetapi perlu juga
memperhatikan din sendiri.
f. Catat selalu hash pengamatan dan perawatan yang telah diberi secara
pendek, lengkap dan jelas.
g. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit.
h. Jangan bertindak menyimpang dan peraturan dan perintah Dokter/
Petugas Kesehatan dan jangan keliru memberi obat.
i. Jika dianggap perlu untuk merujuk si sakit ke Puskesmas/Rumah Sakit
diperlukan persiapan antara lain pakaian bersih dan alat toilet si sakit
TOPIK. II
KESEHATAN DASAR DI KELUARGA
TUJUAN INSTRLJKSIONAL
Setelab mempelajari materi peserta menetakni
Kebersihan Iingknngan.
Peyediaan air bersib dan mandi, cud, kakus (MCK)
Air Lambah.
ImurnsasL.
ASidanGiza

KEBERSIHAN DIRI:
Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita selalu dapat hidup sehat.
‘Menjaga kebersihan din berarti juga menjaga kesehatan umum
Cara menjaga kebersihan diri:
1) Mandi setiap hari secara teratur dengan menggunakan air bersih dan sabun.
Muka/wajah harus bersih, telinga juga harus dibersihkan. Rambut harus dicuci secara teratur dan disisir rapih.
2) Tangan harus dicuci:
- Sebelum menyiapkan makanan dan minuman.
- Sebelum makan.
Sesudah buang air besar (selanjutnya disebut b.a.b) atau buang
air kecil (selanjutnya disebut b.a.k)
3) Kuku digunting pendek dan bersih. Agar tak melukai kulit atau menjadi sumber infeksi.
4) Kaki penlu dirawat dengan baik dan teratur, pakailah sepatu yang
ukurannya. Kaos kaki hams sering diganti/dicuci.
5) Sikat gigi setiap habis makan.
6) Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang sudah dicuci bersih dengan sabun/detergen, dijemur di sinar matahari dan diseterika.
5 Kesehatan Dasar di Keluarga
Jika tidak, karena di Indonesia panas, badan cepat berkeringat,
maka dapat mengakibatkan jamur yang lengket di kulit, antara
lain panu.
2. KEBERSIHAN LINGKUNGAN
Para ahli kesehatan mengatakan kesehatan manusia senantiasa dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dimana ia hidup.
Baik buruknya kesehatan banyak tergantung pada Iingkungan. Jadi bila lingkungan tidak bersih, perumahan tidak teratur, penghuninya terlalu padat, sampah berserakan, air comberan tergenang, banyak nyamuk, lalat atau serangga lain juga bila disertai tingkat ekonomi dan pendidikan rendah, maka kesehatan manusia dan masyarakat di tempat itu pada umumnya memburuk pula.
a. Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga Iingkungan tetap bersih dan sehat, sehingga dapat mencegah penularan penyakit.
b. Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan antara 3 mata rantai yaitu:
1) Sumber penyakit.
2) Perantara penyakit.
3) Orang yang lemah/peka terhadap serangan penyakit.
Misalnya : virus Dengue - nyarnuk Aedes Agypti - orang yang lemah.
Pedoman Perawatan Keluarga
c. Usaha meningkatkan kebersihan Iingkungan dapat dilakukan bersama masyarakat dengan mengusahakan untuk memutuskan hubungan mata rantai tersebut agar tidak akan terjadi penularan.
d. Kebersihan lingkungan dapat dicapai:
1) Rumah harus sehat dan terpelihara, harus memiliki jendela sehingga memperoleh udara cukup dan segar, juga agar sinar matahari dapat masuk.
2) Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau di tempat anak bermain terutama hewan yang berkutu.
3) Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah di tempatnya.
4) Jaga kebersihan sumber air (sumur), MCK dan Iingkungannya.
5) Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah.
6) Air limbah diusahakan lancar alirannya.
7 Kesehatan Dasar di Keluarga
3. PENYEDIAAN AIR BERSIH, MANDI, CUCI DAN KAKUS
Menggunakan air bersih dan aman untuk minum, masak, dan 7 mandi serta cuci pakaian adalah sangat penting untuk mencegah penyakit.
a. Apa yang dimaksud dengan air bersth.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Secara fisik air bersih dapat kita bedakan melalul indera (dengan dilihat, dirasa. diLium dan diraba), yaitu:
1) Tidak boleh berwarna, harus jernih sampai terlihat dasar tempat g air tsb.
2) Tidak boleh keruh, harus bebas dan pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran.
3) Tidak boleh mempunyai rasa, harus bebas dan bahan kimia baik
rasa asin, asam maupun rasa basa.
4) Tidak boleh berbau, harus bebas dan bau busuk, bau belerang dsb.
5) Hams sesuai dengan suhu sekitarnya atau Iebih rendah. Tidak boleh suhu Iebih tinggi dan suhu sekitarnya.
b. Sumber air bersih:
1) Sumur gali/sumur bor.
Jarak sumur dengan sumber pengotoran paling sedikit 10 meter


IPedoman Perawatan Keluarga 8
2) Mata air yang dilindungi dan dialirkan dengan pancuran atau dengan perpipaan.
3) Air hujan yang ditampung.
Sarana penyediaan air bersih:
Ada beberapa macam sarana air bersih yaitu:
Sumur gali yang dindingnya 2) Sumur pompa tangan diplester


d. Bagaimana menyediakan air minum yang sehat dan cara penyimpanannya.
1) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Air tersebut harus memenuhi syarat kualitas bakteriologis dan kualitas kimia.
Artinya tidak mengandung bakteri atau bibit penyakit, serta tidak bersifat asam maupun basa, juga tidak mengandung bahan kimia berlebihan.
2) Cara memperoleh air minum yang sehat, melalui Iangkah-Iangkah:
a) Mengambil air dan sumber air bersih.
b) Tangan dan penampungan air bersih.
c) Wadah penyimpanan air harus tertutup dan sering dibersihkan.
d) Gayung pengambil air harus bersih.
e) Masaklah air sampai mendidih sebelum diminum.
1) Gunakan alat minum yang bersih,
3) Cara menyimpan air minum yang sudah dimasak. Simpan air minum dalam wadah tertutup rapat dan digunakan tidak melebihi selama 24 jam (sehari semalam).


f. Air limbah dan akibatnya.
Air Iimbah adalah air bekas dan kamar mandi, dapur atau cucian yang dapat mengotori sumur, sungai atau danau dan selanjutnya dapat mengganggu kesehatan.
Air limbah yang tidak bersih, dapat:
a) Menimbulkan bau busuk.
b) Mengganggu pemandangan.
c) Mengurangi luas tanah yang seharusnya dapat digunakan.
d) Menjadi sarang nyamuk yang menularkan penyakit.
g. Apa yang perlu dikerjakan agar air limbah tidak mengganggu kesehatan?
1) Buatkan tern pat pembuangan air Iimbah.
Tempat pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan atau
tidak mengganggu kesehatan adalah:
(a) Air Iirnbah itu tidak mengotori sumur, sungai atau danau.
(b) Air limbah itu tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, lalat dan kecoa atau lipas.
c) Air limbah tidak menyebabkan kecelakaan. OIeh karena itu tempat penampungan air limbah harus ditutup.
d) Air limbah tidak mengganggu pemandangan.
Di daerah yang sulit air, air limbah mi dapat digunakan untuk
mengairi tanah sekitar tanaman.
b. Sebagai anggota masyarakat.
Dapat mengajari masyarakat sekitarnya mengadakan upaya-upaya yang dapat meningkatkan kesehatan diri dan kesehatan Iingkungan
menuju kemandirian.
10. Perilaku sehat yang perlu diterapkan yaitu:
01. Cuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar (b.a.b)
02. Cuci tangan dengan sabun sebelum menangani makanan.
03. Buang kotoran bayi di jamban.
04. Buang kotoran balita di jamban.
05. Buang kotoran penderita diare di jamban.
06. Mengambil air dengan cara yang bersih.
07. Membawa air dengan tempat yang bersih.
08. Menyimpan air ditempat yang aman.
09. Merebus air sebelum diminum.
10. Mengelola sampah secara sehat.
c. Di Iingkungan organisasi PMI.
Turut berpartisipasi dalam kegiatan PMI mengerakkan masyarakat untuk menjaga kebersihan dini, kebersihan Iingkungan, gizi dan imunisasi.
d. Pada saat bencana.
Agar tetap memperhatikan faktor kebersihan, untuk mencegah timbulnya wabah penyakit di tempat penampungan sementara.
TOPIK. III
PELAKSANAAN PERAWATAN
TUJUAN 1N$TRUKSIONAIJ
Setelah mempelajari topik ml, peserta mengetahuan
1 Prinsip inerawat orang sakft di rnmah
2. Cara menyiapkan tempat tidur si sakit
3 Tindakan perawatan yang perlu dilakukan sehan-hara
4. Cara pemberian kompres dengan panas/dingin
S Cara membantu inengerakkanfmemobilisasi orang sakit.
6. Cara menyajikan makanan
7. Cara membikin obat
S Cara mengukur suhu. mengintung nadi dan menghitung
pernapasan.
9. Pembuatan Buku Catatan flanan
Pertolongan perawatan yang diberikan tergantung berat ringannya penyakit dan tergantung petunjuk dokter/petugas kesehatan.
Pada orang sakit yang diharuskan istirahat total di tempat tidur, perlu diberikan perawatan yang lebih seksama.
1. MERAWAT ORANG SAKIT DI RUMAH
Ketika orang sedang sakit di rumah, mereka membutuhkan
perawatan emosional dan fisik sebagaimana halnya mereka membutuhkan obat-obatan.
Apabila ada keluarga yang merawat orang sakit di rumah untuk waktu yang lama, maka keluarga tersebut juga membutuhkan bantuan.
a. Sebagai pelaku PK anda dapat menolong merawat orang yang sakit, atau menunjukkan kepada keluarga yang bersangkutan cara merawat, dengan melakukan hal-hal berikut :
1) Merawat
Tunjukkan bahwa anda memperdulikan si sakit dengan terus berada bersamanya.
Berceritalah kepada anak yang sakit.
Usahakan untuk mengetahui apa yang dapat mereka lakukan untuk dini dan doronglah mereka untuk sebisa mungkin tidak bergantung pada orang lain.
Bantulah agar si sakit tetap merasa nyaman dan aman.
2) Makanan dan minuman.
Perhatikan agar si sakit mendapat cukup makanan dan minuman dengan mengambilkan/menyiapkan air dan makanan. Mungkin anda harus menolong memberikan minuman, atau menyuapi orang sakit itu.
3) Kesehatan.
Bantulah urusan kesehatan pribadi mereka yang membutuhkan pertolongan anda untuk membasuh dirinya, merapihkan rambut dan membersihkan kukunya, mengganti pakaiannya dan mengantarnya ke jamban.
lngatlah bahwa kebersihan bukan hanya menolong orang sakit merasa lebih baik, melainkan juga mencegah penyakit-penyakit lain dan infeksi karena luka atau lecet.
4) Gunakan keterampilan Pertolongan Pertama anda.
Bantuan Pertolongan Pertama sesuai keluhan si sakit.

5) Mencegah luka karena tidur (lecet baring)
Cegahlah lecet baring, jika seseorang sulit untuk bergerak (di tempat tidur)
Perhatikan agar posisinya terus dirubah ‘diganti setiap beberapa
jam, dan agar bantal yang lembut diletakkan di bawah pinggul, pergelangan kaki, bokong, tumit dan pundaknya.
6) Hubungi petugas kesehatan untuk rujukan.
Pelihara kontak anda dengan petugas kesehatan. Anda dapat
membantu mengambil obat si sakit dan memberikan laporan ke
petugas kesehatan jika orang itu menjadi semakin parah atau
mengalami lecet baring.
Tunjukkan Buku Catatan Harian tentang orang sakit yang and
buatkan.
7) Mengenal tanda-tanda bahaya.
Perhatikan tanda-tanda yang sudah anda pelajari. Segeralah beritahu petugas kesehatan apabila anda mengetahui adanya tanda-tanda bahaya.
INGATLAH!
Perhatian yang anda berikan kepada seseorang yang
sakit merupakan obat yang sangat manjur
b. Yang perlu diperhatikan bagi si Pelaku:
1) Mencuci tangan:
a) Suatu keharusan bagi setiap perawat termasuk pelaku PK yang
dilakukan:
(1) Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
(2) Sebelum menyiapkan makanan dan minuman
(3) Sesudah memegang barang-barang kotor dan memegang binatang
(4) Sesudah buang air besar (selanjutnya disebut b.a.b) atau buang air kecil (selanjutnya disebut b.a.k).
b) Tujuan:
(1) Membersihkan tangan dan segala kotoran.
(2) Menjaga kesehatan pelaku.
(3) Mencegah penularan penyakit.
(4) Melatih suatu kebiasaan yang baik.
c) Peralatan:
(1) Kalau tidak ada air ledeng (air mengalir), dapat digunakan cerek, kendi, botol, bambu, tetapi diperlukan ember
kosong bagi penampungan air kotor.
(2) Dapat digunakan 2 baskom, 1 untuk mencuci/menyabun dan 1 untuk membilas.
(3) Sabun dan tempatnya.
(4) Sebuah sikat tangan (bila perlu)
(5) Sebuah handuk atau serbet.
d) Pelaksanaan:
(1) Lepaskan semua perhiasan di tangan (arloji, cincin, gelang).
(2) Buka keran atau dengan siraman air dan cerek,
(3) Gosok putaran keran dengan sabun, kemudian dibilas.
(4) Basahi tangan sampai ke siku dan sabuni hingga berbusa, mulai telapak tangan, sela-sela jan, kuku, punggung
tangan, pergelangan tangan, lengan sampai ke siku (bila
perlu kuku disikat dengan sIkat tangan).
(5) Sabun dibilas dengan air terlebih dahulu sebelum diletakkan
pada tempatnya.
(6) Bilas tangan sampai bersih (dapat diulangi sampai tiga kali)
(7) Tutup keran.
* Ingat; jangan menjepret air.
(8) Keringkan ke dua tangan dengan handuk atau serbet.


2) Memakai celemek
a) Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu rnenolong merawat si sakit, tanpa mengganggu
gerak si pelaku. Dibuat dan bahan kain yang sebaiknya berwarna putih, agar cepat terlihat bila kotor.
Ada banyak macam celemek, diantaranya ada yang memakal tali sebagai penggantung celemek di leher, juga dipasang tali pada sisi kiri dan kanan sebatas pinggang.
Dapat dibuat celemek improvisasi, dengan menempelkan selembar/sepotong kain pada baju kita dengan menggunakan peniti,
b) Tujuan:
(1) Melindungi pakaian pelaku dan kotoran
(2) Mencegah penularan.
c) Cara meriggunakan celemek:
(1) Cuci tangan
(2) Pegang tali penggantung celemek dan masukkan melalui kepala.
(3) Ke dua tali pada sisi kiri dan kanan diikat pada bagian belakang, dengan ikatan yang mudah dilepaskan.
d) Cara melepaskan celemek:
(1) Cuci tangan
(2) Buka tali celemek di bagian belakang lalu lepaskan celemek
melalui kepala.
(3) Cuci tangan kembali.


Didalam ruangan orang sakit; Diluar ruangan orang sakit;
Bagian luar berada di luar Bagian luar berada di dalam.

e) Cara menggantung celemek:
(1) Tanpa memegang bagian luar celemek.
(2) Bila digantung di dalam ruangan orang sakit, maka bagian luar berada di luar dan bila digantung di luar ruangan, maka
bagian luar berada di dalam.
c. Cara mengukur suhu, menghitung nadi dan menghitung pernapasan.
1) Cara mengukur suhu.
Alat mengukur suhu disebut termometer, dapat dibeli di apotik. Menurut skalanya, ada 2 macam termometer yaitu:
(a) Termometer Celcius (lazim dipakai di Indonesia)
(b) Termometer Fahrenheit (lazim dipakai di Amerika). Bagian dan Termometer:
- Tabung gas panjang, berbentuk persegi gepeng bundar atau
persegi.
- Pipa gelas tempat turun naik air raksa.
- Skala yang menunjukkan derajat suhu.
- Reservoir tempat air raksa.

2) Tujuan mengukur suhu:
(a) Untuk mengetahui suhu badan si sakit.
(b) Untuk mengetahui adanya kelainan pada tubuh.
(c) Untuk mengetahui perkembangan penyakit.
(d) Sebagai salah satu periyokong dalam membantu dokter menentukan diagnosa.
3) Tempat dan cara pen guku ran suhu:
(a) ketiak:
(1) Cuci tangan.
(2) Siapkan temperatur (air raksa harus turun ke dalam pangkalnya)
(3) Beritahu si sakit.
(4) Keringkan ketiak dengan handuk/waslap.
(5) Tempatkan pangkal termometer di tengah ketiak (jangan menonjol ke belakang)
(6) Dirninta si sakit menjepitnya 1.0 - 15 menit, tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit
termometer.
(7) Setelah 10 - 15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai dimana naiknya air raksa dan dicatat.
(8) Termometer dibersihkan, lalu disimpan
(9) Cuci tangan.


Pengukuran suhu di ketiak
(b) Dubur:
(1) Pengukuran suhu di dubur dilakukan pada:
- Bayi, anak, orang sakit parab.
- Pada keadaan tertentu mis: patah lengan, bagian ketiak dibalut.
- Atas petunjuk dokter.
(2) Pengukuran suhu di dubur tidak boleh dilakukan patah:
- Orang sakit yang luka di daerah dubur,
- Orang sakit yang berpenyakit kelamin.
(3) Pelaksanaan:
- Cuci tangan
- Siapkan termometer dan minyak kelapa/vaselin.
- Beritahu si sakit.
- Miringkan si sakit, bebaskan pakaian yang menutupi
bokong.
- Kaki yang sebelah atas ditekuk ke arah perut.
- Olesi pangkal termometer dengan minyak kelapa/
vaselin untuk memudahkan pemasukan ke dalam anus.
Hati-hati bila ada wasir.
- Pisahkan bokong si sakit agar dubur terlihat, lalu
pangkal termometer dimasukkan.
- Pegang termometer selama berada dalam anus 3 menit.
- Keluarkan termometer, baca dan catat di Buku Catatan
Harian.
- Termorneter dibersihkan lalu disimpan.
- Cuci tangan.


(c) Mulut:
(1) Dilakukan pada orang sakit bila pada ke dua tempat di atas tidak memungkinkan pemasangan termometer.
(2) Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang tidak sadar atau gelisah.
- Orang yang berpenyakit mulut, batuk pilek atau sesak
napas.
- Bayl/anak yang masih kecil.
(3) Pelaksanaan:
- Cuci tangan
- Siapkan termometer.
- Beritahu si sakit
- Si sakit diminta untuk membuka rnulut
- Letakkan pangkal termometer di bawah Iidah agak ke
samping, diminta si sakit untuk menutup mulut dan
bernapas melalui hidung.
- Setelah 3 menit, keluarkan termometer, baca dan catat di
Buku Catatan Harian.
- Termometer dibersihkan, lalu disimpan.
- Cuci tangan.
(d) Perhatikan:
10 menit sebelum suhu diambil, si sakit tidak boleh
minum atau makan yang panas/dingin (es).
Selama termometer ada di mulut, dilarang berbicara. Berbahaya bila termometer pecah di dalam mulut, pecahannya dapat melukai selaput lendir mulut dan air raksa dapat tertelan.
Jangan dilakukan pada orang sakit yang tidak sadar/ gelisah, berpenyakit mulut, batuk, pilek, bayl, anak yang masih kecil.

Penguku ran suhu di mulut
(e) Cara membersihkan/menyimpan termometer:
(1) Termorneter dipegang pada ujungnya dan dibersihkan dengan sepotong kain/kapas yang diberi sabun dengan gerakan memutar, lalu dibilas dengan air dingin.
(2) Termometer dikeringkan.
(3) Air raksa diturunkan dengan mengayunkannya, disentakkan pada pergelangan tangan sampai menunjukkan angka kurang 36 (awas jangan menyentuh pada benda sekitarnya).
(4) Cuci tangan.

Urutan-urutan membersihkan termometer.

(f) Cara menghitung denyut nadi
(1) Menghitung denyut nadi adalah sama penting dengan mengukur suhu.
Denyut nadi menjadi lebih cepat bila berada dalam ketakutan, gelisah, demam. sesudah gerak badan.
(2) Denyut nadi dapat diraba pada:
- Leher.
- Bagian muka telinga.
- Dekat ujung tulang selangkang
- Sisi dalam dan lengan atas.
- Lipatan paha.
- Pergelangan tangan.
Denyut nadi bayi sampai umur 1 tahun dapat diraba di ubunuhun.
(3) Tujuan mengukur denyut nadi:
- Mengetahui keadaan umum si sakit.
- Mengetahui keadaan jantung
- Mengikuti perkembangan jalannya penyakit.
- Membantu menentukan diagnosa.
(4) Jumlah denyut nadi rata-rata permenit:
- Bayi yang baru lahir : + 130 - 160
- Bayi :+ 110-130
- Anak umur 4 - 7 tahun : + 80 - 120
- Anak umur Iebih 7 tahun : + 80 - 90
- Pria dewasa : + 60 - 80
- Wanita lebih banyak antara 10 - 15 denyutan. Umumnya
kecepatan denyut nadi meningkat bila suhu badan
meningkat. Tiap kenaikan suhu 10 C, denyut nadi akan
bertambah 10-15 denyutan.
(5) Pelaksanaan:
- Cuci tangan
- Beritahu si sakit.



- Si sakit duduk atau berbaring, lengan dikendurkan dengan ibu jari di sebelah atas. Nadinya dengan 3 jan (telunjuk, jan manis, jan tengah) si pelaku di pergelangan tangan si sakit ke arah ibu jan si sakit diantara urat-urat.
- Hitunglah denyut nadi selama 1/2 menit, hasilnya dikalikan 2 dan dicatat dalam Buku Catatan Harian.

(g) Cara menghitung pernapasan:
(1) Yang dimaksud dengan 1 kali pernapasan adalah 1 kali menarik napas + 1 kali mengeluarkan napas.
(2) Tujuan menghitung pernapasan:
- Membantu menentukan diagnosa.
- Mengetahui keadaan umum si sakit.
(3) Pelaksaaan:
- Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi. Jangan diberitahu si sakit akan dihitung pernapasannya dengan pergelangan tangan si sakit tetap di pegang seolah-olah masih menghitung denyut nadi.
Cara menghitung denyut nadi.

2. PEMBUATAN CATATAN HARlAN
Pelaku PK harus membuat catatan tentang apa saja yang dilaksanakan dalam perawatan / pengobatannya dan juga keluhan yang dirasakan orang sakit tersebut. Catatan itu dibuat secara ringkas tetapi cukup jelas sehingga dokter dapat mengetahui keadaan orang sakit
menentukan diagnosanya.
Data yang perlu dicatat
a. Nama - umur - berat badan si sakit (bila ia masih anak-anak)
b. Tanggal - jam - suhu - nadi - pernapasan (kalau perlu)
c. Makanan dan minuman : biasa / lunak - jenis - banyaknya
d. Pengobatan dan perawatan : obat yang diberikan - tindakan
dilakukan.
e. B.a.b. dan b.a.k.
f. Keterangan : keadaan / perubahan dan si sakit - gejala yang tampak sebelum/sesudah makan obat - perintah dokter.
3. PENATAAN TEMPAT TIDUR SI SAKIT
Bila seorang anggota keluarga jatuh sakit, ia harus dirawat dengan baik dan sedapat mungkin dibaringkan di tempat tidur tersendiri yang diatur rapih dan bersih
a. Maksud dan tujuan:
- Mempercepat penyembuhan.
- Mencegah penyakit brtambah berat.
- Memperkecil bahaya penularan..
b. Syarat tempat tidur si sakit:
- Panjang tempat tidur harus sepadan dengan panjang badan si sakit.
- Ditempatkan pada bagian kamar yang tak banyak k€na hembusan angin.
- Terhindar dan cahaya yang menyilaukan, bau yang merangsang dan keributan.
Barang tenun (seprei, sarung bantal dsb) hendaknya diganti pal ing sedikit 2 kali seminggu, kecuali bila kotor atau basah, maka harus segera diganti.
c. Peralatan:

Catatan:
- Karena pelbagai sebab, tidak semua orang memiliki tempat tidur sendiri.
- Adat istiadat di beberapa daerah, perlu dipertimbangkan, seperti kebiasaan tidur di lantai.
d. Pelaksanaan:
1) Bila si sakit dapat tinggalkan tempat tidur:
a) Pelaku mencuci tangan dan memakai celemek.
b) Beritahu si sakit.
- Semua peralatan disediakan dalam kamar di atas meja,
termasuk keranjang/ember kosong untuk barang tenun
yang kotor (jangan diletakkan di atas lantai).
- Barang tenun yang kotor dilepaskan, dimasukkan ke
keranjang/ ember kosong.
- Bantal/guling disingkirkan, ditaruh di atas kursi.
- Kasur dibalikkan, bagian kaki berada di bagian kepala.
- Ambil seprei bersih, letakkan lipatan pertengahan seprei
pada pertengahan kasur, buka seprei dan perhatikan bahwa
pada bagian kepala sisi seprei harus dapat diselipkan
dengan baik (± 25 cm di bawah kasur), barulah bagian
kaki (kadang-kadang seprei kurang). Ditarik dengan baik
supaya tidak ada lipatan.
- Kain perlak dan kain alas diletakkan di atas seprei (untuk
menghindarkan seprei mudah kotor) dengan
pertengahannya berada di pertengahan kasur.
- Pada ke empat sudut seprei dibuat lipatan diagonal (lihat
gambar), barulah diselipkan sisi alat tenun di bawah kasur,
lalu rapihkan
- Sarung bantal dan guling bersih dipasang dan dikembalikan
pada tempat semula.
- Selimut yang bersih dipasang dengan cara pertengahan
selimut diletakkan di atas pertengahan tempat tidur.
Pada bagian kaki dibuat lipatan agar kaki dapat digerakkan,
barulah selimut diselipkan di bawah kasur.
- Buka celemek dan cud tangan,

Cara membuat lipatan secara diagonal

Alas tidur dan cara mernasang selimut
2) Bila si sakit tetap ditempat tidur:
a) Pelaku mencuci tangan dan memakai celemek
b) Beritahu si sakit
- Semua peralatan disediakan dalam kamar di atas meja
termasuk keranjang/ ember kosong untuk barang tenun yang
kotor
- Bantal, guling dan selimut dikeluarkan dan diletakkan di atas
kursi
- Seluruh sisi seprei. kain perlak dan kain alas perlak dilepaskan
dan selipan di bawah kasur
- Si sakit dimiringkan, membelakangi pelaku.
- Seprei yang kotor, kain perlak dan alas perlak digulung ke
arah punggung si sakit.
- Seprei yang bcrsih dipasang, letakkan lipatan pertengahan
seprei pada pertengahan kasur dengan memperhatikan agar
di bagian kepala sisi seprei harus dapat diselipkan dengan baik.
- Perlak dan kain alas perlak yang bersih diletakkan di atas seprei.
Bila hanya ada 1 perlak, maka perlak ditarik dan gulungan
seprei yang kotor, dibersihkan kembali dengan memakai air
sabun, dikeringkan dan diberi talk. Lalu dipasang kembali di
atas seprei.
- Ujung dan sisi seprei, perlak dan kain alasnya diselipkan di
bawah kasur serta dirapihkan
- Si sakit dibalik dan dimiringkan ke arah pelaku.
- Pelaku pindah ke sisi belakang Si sakit.
- Gulung alat tenun yang kotor (kecuali kain perlak bila tak ada
gantinya, dibersihkan) dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam
keranjang.
- Seprei,perlak dan kain alas perlak diratakan, ujung serta sisinya
diselipkan di bawah kasur, dirapihkan.
- Si sakit ditidurkan telentang kembali.
- Sarung bantal dan guling diganti dengan yang bersih dan
dikembalikan pada tempat semula.
- Selimut yang bersih dipasang dengan cara tersebut di atas.
- Buka celemek dan cuci tangan.



Penataan tempat tidur dengan si sakit tetap di tern pat tidur
4. PERAWATAN SEHARI-HARI DI RUMAH
a. Menolong si sakit b.a.b/b.a.k di atas tempat tidur.
1) Di indonesia biasanya orang sakit selama masih dapat berjalan akcin berusaha untuk pergi ke kamar kecil untuk b.a.b/b.a.k. Sebenarnya hal mi tak dibenarkan karena si sakit akan membuang tenaga yang ia perlukan untuk melawan penyakitnya. Perlu diketahui, bahwa antara orang sakit wanita dan pria cara menolongnya berbeda:
a) Wanita Alat kelamin bagian luar dan dalam dihubungkan oleh sebuah saluran yang sangat pendek jaraknya, sehingga sangat mudah terkena infeksi. Untuk b.a.b. dan b.a.k menggunakan sebuah tempat yang disebut pasu najis.
b) Pria : Untuk b.a.k dapat hanya digunakan sebuah labu
2) Peralatan:
kemih, semacam botol.




Pcisu najis & labu kemih
Cara menibuat pasu najis improvisasi.
Ambil kertas koran yang agak banyak disusun tebal.
Sepotong kawat dibuat lingkaran hingga cukup/sesuai dengan ukuran bokong Si sakit, Lapisan kertas dilingkarkan pada lingkaran kawat tadi, sehingga mendapatkan bentuk alat bundar. Di dalamnya diletakkan daun pisang atau sehelai plastik. Untuk melengkapi pasu najis mi dibuat sebuah dingklik cukup besar yang diberi lubang ditengahnya. Pada satu sisi diberi kaki agak tinggi sedang sisi lain tetap pendek.

Pasu najis Emprovisasi
3) Pelaksanaan:
a) Cud tangan dan pakai celemek.
b) Beritahu si sakit.
c) Siapkan alat-alat di samping tempat tidur.
d) Selimut pada sisi dimana pelaku berdiri diangkat, dan alas bokong diletakkan di bawah bokong
e) Pakaian bawah si sakit dibuka atau dikebawahkan.
f) Tutup pasu riajis dibuka, diletakkan di atas bangku dengan bagian dalarn rnerighadap ke atas.
g) Si sakit diminta untuk membengkokkan lututnya dan mengangkat bokongnya.
h) Letakkan pasu najis di bawah bokong (bila perlu dibantu mengangkat bokongnya). Bila si sakit pria. diberikan juga sebuab labu kemih di depan pasu najis.
i) Periksa apakah letak pasu nails baik, selirnut ditutup kernbali dan kepada si sakit diberikan bel.
j) Si sakit bisa ditinggalkan dan minta dibunyikan bel bila telah selesai.
k) Setelah selesal b.a.b/b.a.k, bila si sakit pria labu kemih diarigkat dulu. Kemudian alat kelamin disiram dan bagian atas.
1) Sambil si sakit dirniringkan ke sisinya. bersihkan bokong dengan kertas toilet yang telah dibasahi dan depan ke belakang, kemudian dikeringkan dengan kertas toilet yang kering.
m) Masukkan kertas toilet yang telah dipakai ke dalarn pasu najis
n) Pasu najis dikeluarkan diletakkan diatas bangku dan ditutup.
o) Angkat pengalas bokong, pakaiannya dikenakan kembali dan Si sakit dikembalikan ke posisi semula.
p) Alat-alat dikeluarkan dan kamar dan pasu nails dibersihkan.
q) Buka celemek dan cuci tangan.


4) Cara membersihkan pasu najiAabu kemih;
a) Isi pasu najis/labu kemih harus dibuang ke dalam lubang jamban. Kadang-kadang ada perintah dokter untuk mernberikan bahan suci hama atau direndam beberapa waktu dalam arutan lysol, karena si sakit menderita penyakit menular.
b.a.b di atas tern pat tidur

b) Pasu najis dibersihkan dengan sikat atau sabut yang telah diberi pegangan atau sapu lidi pendek, lalu dibersihkan dengan air sabun beberapa kali, dijemur di panas matahari dengan lubang pasu najis menghadap sinar matahari.
b. Menyikat gigi.
Biasanya dilakukan sebelum si sakit dimandikan. Maka peralatan yang perlu untuk menyikat gigi juga disediakan sebelum mandi:
1) Tujuan:
a) Membersihkan sisa makanan yang tertinggal di antara gigi.
b) Menjaga gusi tetap sehat.
2) Peralatan:
a) Sikat gigi
b) Pasta gigi
c) Segelas air
d) Sebuah bengkokan/kaleng.
3) Pelaksanaan:
a) Bila si sakit dapat menyikat gigi sendiri:
(1) Si sakit didudukkan.
(2) Disediakan peralatan yang diperlukan, bengkokan atau kaleng digunakan untuk menampung air bekas kumur.

Men ylkat gigi sendiri


b) Bila si sakit tidak dapat menyikat gigi sendiri:
(1) Kepala si sakit dimiringkan.
(2) Handuk diletakkan di bawah dagu sampai di atas dada.
(3) Si sakit diberi air untuk kumur-kumur.
(4) Sikat1h gigi si sakit dengan gerakan dan atas ke bawah untuk gigi atas dan sebaliknya dan dalam ke luar untuk
geraham atas dan bawah.
(5) Mulut dikeringkan, si sakit dikembalikan pada posisi semula.
Perhatian:
Mulut setiap orang sakit harus diperhatikan. Mulutnya dapat dibersihkan dengan borax-glycerine (dapat dibeli di apotik), dengan menggunakan jan pelaku/sebuah spatel dibungkus dengan kain kasa.
Gigi palsu, sebaiknya sebelum tidur ditanggalkan dan dimasukkan dalam sebuah baskom berisi air bersih.

Si sakit tidak dapat men yikat gigi sendiri
c. Memelihara gigi palsu.
Sering kita jumpai orang sakit menggunakan gigi palsu, seperti halnya gigi biasa, gigi palsupun dapat meninggalkan sisa-sisa makanan dan kuman-kuman.
OIeh karena itu perlu dibersihkan sekurang-kurangnya sekali sehari, dengan melepaskan gigi palsu tersebut dan membersihkan/menyikat sesual dengan prosedur yang sudah ditentukan.
1) Pengertian
Membersihkan dan merawat gigi palsu yang dapat di lepas.
2) Persiapan alat:
(a) Mangkuk/gelas berisi air bersih.
(b) Sikat gigi dan pasta gigi.
(c) Kertas tisu/kain bersih.
3) Pelaksanaan:
(a) Si sakit diberitahu gigi akan dibersihkan, agar melepaskan gigi palsunya. apabila si sakit tak dapat melepaskannya sendiri, gunakanlah kertas tisu/kain bersih untuk rnembantu melepaskan giginya.

Melepaskan gigi palsu

(b) Letakkan gigi palsu di baskom/gelas yang sudah disiapkan.
(c) Gigi dibilas dan disikat dalam air mengalir.
(d) Setelah bersih gigi palsu diserahkan kembali.
(e) Gigi dipasang kembali setelah si sakit berkumur.
(f) Pada malam han gigi palsu setelah dibersihkan disimpan dalam baskom/gelas yang diisi dengan air bersih.
d. Menyeka/memandikan si sakit diatas tempat tidur.
Seorang sakit yang harus berbaring diatas tempat tidur memerlukan
perawatan yang baik dan teratur sehingga ia perlu dimandikan/diseka.
1) Tujuan:
a) Memberikan perasaan segar dan enak kepada si sakit
b) Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya
c) Membantu memperlancar peredaran darah
d) Melatih otot-otot secara aktif dan pasif
e) Mencegah terjadinya lecet.
2) Peralatan:
a) 2 baskom (1 untuk menyabun + untuk membilas)
b) Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember + gayung
c) 2 waslap + 2 handuk besar
d) 1 ember yang agak besar untuk menampung air kotor
e) Sabun mandi dalam tempatnya, talk dan kamfer spiritus, alat
bersolek, alat cukur dan sisir
f) Pakaian si sakit yang bersih
9) Tempt/keranjang untuk pakaian kotor
h) Bila perlu sediakan pasu najis dan labu kemih, botol berisi air
untuk cebok.
3) Persiapan:
a) Waktu memandikan si sakit harus ditentukan lebih dahulu supaya tidak diganggu sewaktu melaksanakan tugas PK.
b) Periksa dengan teliti apakah semua peralatan sudah Iengkap.
c) Pintu dan jendela ditutup.
d) Tanyakan si sakit apakah mau b.a.b atau b.a.k agar peralatan untuk itu disiapkan.
e) Cuci tangan dan pakai celemek
f) Singkirkari guling atau bantal yang tak perlu
g) Bila si sakit mau mencuci muka/tarigan sendiri, berilah ia kesempatan, agar ia dapat melakukan latihan aktif.
4) Pelaksanaan:
a) Tanggalkan semua pakaian si sakit dan badan ditutup dengan handuk/ kain panjang. Pakaian kotor dimasukkan di dalam keranjang pakaian kotor.
b) Handuk yang lain diletakkan di bawah kepala.
c) Dicuci muka, telinga dan leher.
Cuci bersih muka (dengan gerakan huruf S), telinga dan leher, Mula-mula dengan waslap bersabun, kemudian dibilas dengan waslap Iairinya (Untuk muka, ditanyakan dulu apakah mau memakai sabun atau tidak).

Cara men yeka muka.

d) Angkatlah handuk dan bagian kepala. Lalu keringkan muka, telinga dan leher si sakit dengan handuk tersebut.
e) Handuk dipindahkan ke bawah lengan si sakit yang jauh dan pelaku, lalu dengan waslap bersabun diseka dengan memakai usapan yang panjang dan setengah memijit mulai dan jan-jan tangan sampai ke ketiak.
f) Selesai dibilas, lengan dikeringkan. Dilakukan dengan cara yang sama pada 1engar yang lain. Lalu ke dua lengan diletakkan ke atas kepala. Pindahkan handuk ke samping si sakit dekat pelaku.
g) Cuci dada, ketiak, perut, paha/lipatan paha.
Diseka mulai dan bagian dada (kalau pada wanita yang menyusui bayinya, agar secara hati-hati dengan gerakan memutar), teruskan ke ketiak, dan dengan usapan panjang sejauh mungkin menyeka bagian perut (perhatikan pusar), ke arah bagian paha.

Mencuci lengan, dada, ketiak dan perut.
h)
i)
Setelah dibilas, dikeringkan, ketiak diberi bedak.
Handuk dibentangkan di bawah bokong, diminta agar lutut ditekuk untuk rnembersihkan alat kelamin. Ditanya apakah si sakit mau membersihkan sendiri, jika demikian, waslap
bersabun diberikan kepadanya dan diganti dengan waslap bersih. Kemudian dikeringkan dengan balk, diberi bedak sampai di lipat paha.
j) Air mandi diganti
Kedua waslap dibersihkan kembali.
k) Cuci bagian belakang si sakit: pundak - punggung - pingul - pantat (bokong) - paha bagian belakang - lipatan bokong.
Miringkan si sakit, dan bentangkan handuk di belakang punggung (bila si sakit dapat telungkup, rnaka hal mi lebih mudah). Bagian lipat bokong dicuci paling akhir.
I) Dikeringkan dengan handuk, kemudian bokong diberi bedak.


Mencuci pun ggung
m) Bila si sakit selalu berbaring telentang, maka perlu belakangnya
dipijat. Caranya; tuangkan sedikit kamfer spiritus (dapat dibeli
bebas di Apotik) di tangan pelaku dan gosokkan bagian belakang
si sakit seluruhnya, tetapi hati-hati jangan sampai kamfer spin
tus masuk lipatan bokong, karena dapat menimbulkan rasa
nyeri. Bila sudah agak kering, tangan pelaku diberi bedak dan
mulai memijat dengan; ke dua telapak tangan di letakkan
tertutup di atas bokong, mengusap sambil rnenekan ke arah
bahu, tangan kanan dibelokkan ke kanan dan tangan kin ke
kin, lalu memijit/ mengusap sisi badan, pada sisi bokong kita angkat sedikit sambil menekan dan kembali ke tempat semula serta menekan sedikit, gerakan mi diulangi hingga 5 kali.

Cara memijit punggung
n) Dikenakan pakaian atas si sakit yang bersib
o) Air mandi diganti
Kedua waslap dicuci kembali
p) Dicuci kedua tungkai sampai jan kaki.
Handuk dibentangkan di bawah kedua tungkai dengan posisi lutut ditekuk.

Mencuci tungkai
q) Bila dikehendaki si sakit, ke dua kaki dapat dimasukkan ke
dalam baskom untuk dicuci agar memberikan perasaan segar.
Dimulai dulu dan tungkai yang jauh dan pelaku, dicuci dengan
bersih jan-jan kaki, telapak kaki sampai ke tungkai bagian atas,
lalu dikeningkan.
Dilakukan dengan cara yang sama pada tungkai yang lain.
r) Dikeringkan dengari baik dan sela jan kaki diberi bedak. Tumit
digosok kamfer spiritus.
s) Rambut disisir dengan cara: handuk diletakkan dibawcth kepala,
kemudiaan kepala si sakit dimiringkan. Rambut dibagi 2, lalu
disisir mulai dan ujung, makin larna makin ke atas sampai pada
pangkal rambut.
Bila rambut panjang dijalin dan ujungnya diikat. Demikian juga
sebelahnya
Lintuk wanita diberikan alat bersoleknya.
t) Si sakit dirapihkan dan tempat tidur dibereskan
u) Semua alat dibersihkan dan dikembalikan ke tempatnya masing
masing.
v) Buka celemek dan cuci tangan.
w) Pintu dan jendela dibuka kembali.
e. Mencuci rambut si sakit di tempat tidur:
Rambut si sakit harus dicuci apabila istirahat lama di tempat tidur.
Rarnbut dapat dicuci bila kondisi si sakit memungkinkan.
1) Tujuan:
a) Memberikari perasaan senang dan segar kepada si sakit.
b) Menghilangkan kotoran (karena keringat) yang lengket pada
kulit kepala.
c) Agar rambut tetap bersih, rapih dan terpelihara.
2) Peralatan:
a) Baki yang berisi: sisir,1 handuk, I waslap, shampo/air merang,
alas (handuk dan perlak).
b) Talang plastik yang dapat diganti dengan pelepah pisang/
sebuah perlak yang digulung.
c) Ember berisi air hangat kuku, gayung bermulut lancip/kobokan.
d) Ember kosong.
e) Kain pel.
f) Cadangan air panas dalam cerek dan air dingin dalam ember.
g) Alat pengering rambut atau kipas.
3) Pelaksanaan:
a) Cuci tangan dan pakai celemek.
b) Beritahu si sakit.
c) Baringkan si sakit seenak mungkin dengan kepala dekat sisi tempat tidur, bantal digeser.
d) Alaskan perlak dan handuk di bawah kepala si sakit.
e) Pasang talang untuk mengalirkan air kotor yang diarahkan ke ember yang kosong, ember tersebut diletakkan diatas kain pel.
f) Telinga disumbat dengan kapas dan mata ditutup dengan waslap.
g) Dada ditutup dengan handuk sampai ke leher.
h) Rambut disisir, kemudian disiram dengan air hangat.
i) Rambut diberi shampo/air jeruk nipis dan kulit kepala dipijatpijat sehingga berbusa.
j) Rambut dibilas sampai bersih kemudian dikeringkan dengan handuk
k) Tutup telinga dan tutup mata diangkat.
1) Talang diangkat dan dimasukkan ke dalam ember.
m) Kembalikan si sakit pada letak semula dengan mengangkat kepala dan alasnya, diletakkan diatas bantal.
n) Rambut dikeringkan dengan handuk sebaik murigkin, dapat dengan alat pengering rambut atau diangin-anginkan dengan
sebuah kipas.
o) Perlak diangkat, rambut disisir dengan sisir yang bersih
p) Handuk pengalas diangkat
q) Si sakit dirapihkan dan kamar dibereskan
r) Buka celemek dan cuci tangan
Perhatian

Mencuci rambut di tempat tidur
1. Mencegah terjadinya lecet dan menambah perasaan enak/ senang pada si sakit:
1) Mencegah terjadinya lecet.
Bagian badan dimana lapisan daging kurang tebal seperti pada siku, tumit, bokong dan punggung, mudah mengalami lecet bila p05151 si sakit tidak berubah.
Selain rajin menggosok bagian tersebut dengan kamfer spiritus dan bedak, ada upaya untuk mencegah lecet.
a) Untuk tumit dan siku:
(1) Dapat dibuat sebuah cincin dan kapas yang dibalut dengan perban agar rapih kelihatannya.
(2) Dapat dengan kaos kaki yang sobek tapi bersih, kaos tersebut dibalilckan dengan jalan menggulung keluar yang pada akhir gulungan akan terdapat bentuk kue donat. Diletakkan di bawah tumit dan siku

Penopang turn it
b) Untuk bagian bokong.
Lecet di bagian bokong sebenarnya merupakan salah perawatan, juga sukar disembuhkan dan memberikan perasaan yang nyeri sekali.
(1) Dan kain tua yang bersih/handuk yang digulung (secara diagonal) untuk membentuk sebuah lingkaran, kemudian dibalut dengan kain atau alat pembalut supaya kuat.
(2) Dapat dengan ban dalam scooter/sepeda kecil yang diberi sarung
(3) Dapat dengan bantal angin (Wind-ring ) yang ditiup.
Bila sudah cukup keras (tetapi masih dapat dilipat). pentil ditutup dan dimasukkan ke dalam sarung, bantal angin diletakkan di bawah bokong si sakit, Iubangnya harus tepat pada tulang ekor dan pentil harus berada di bagian pinggir.
2) Menambah perasaan enak/senang pada si sakit:
a) Penopang kaki:
Ada orang sakit yang merasa senang bila ujung kakinya ditopang waktu berbaring yang sekaligus mencegah si sakit merosot ke bawah. Untuk itu dapat digunakan bantal, dingklik, batu bata yang dibungkus atau sebuah dus karton.
b) Penopang punggung
Bagi si sakit yang harus berbaring setengah duduk sebaiknya punggungnya diberi penopang/sandaran.
Sandaran dapat dibuat dengan bantal yang disusun atau dengan dus karton yang cukup besar dan dibuat sandaran, atau kursi yang dibalikkan sedemikian rupa sehingga merupakan sandaran dengan kaki kursi tersebut hams rnenyentuh dinding. Bagi yang mampu dapatlah menggunakan tempat tidur yang dapat disetel.


c) Penopang lutut
Dapat diberi bantal atau bantal guling di bawah lutut.

g. Pemberian kompres dan uap panas
1) Kompres:
a) Macam kornpres:
(1) Kompres dingin kering.
(2) Kompres dingin basah
(3) Kompres panas kering
(4) Kompres panas basah
b) Tujuan:
(1) Kompres dingin:
(a) Menurunkan panas
(b) Menghentikan perdarahan
(2) Kompres panas:
(a) Mempercepat penyembuhan infeksi seperti bisul
(b) Mengurangi rasa sakit
(c) Membantu memperbaiki aliran darah.
c) Pelaksanaan:
(1) Kompres din gin kering dengan kirbat e./kantong es.
(a) Kantong es mi mempunyai sumbat dan cincin penutup
diantaranya. Harus dijaga agar cmncin mi tidak hilang,
karena kantong tak akan tertutup rapat.
(b) Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es, potongan
es dimasukkan ke dalam air sebentar, untuk
merighilangkan sisi runcingnya yang dapat melubangi
kantong es.
(c) Kantong es diisi setengahnya saja, sebelum ditutup
udara dikeluarkan terlebih dahulu dengan cara melipat
bagian yang kosong, kemudian ditutup.
(d) Periksa bocor atau tidak, es dalam kantong diratakan,
kemudian dikeringkan.
(e) Dibungkus dengan kain/handuk kecil, lalu diletakkan
pada tempat yang akan dikompres, biasanya di dahi.
(f) Setelah beberapa waktu diperiksa, bila es sudah cair,
diganti dengan yang baru.

2) Kompres dingin basah:
(a) Gunakan baskom yang berisi air dingin atau dapat juga diberi es.
Hariduk kecil/waslap/kain-kainan yang mudah mengisap air, dimasukkan ke dalam air.
(b) Peras sedikit sehingga air tidak terlalu menetes.
(c) Letakkan pada tempat yang akan dikompres mis, dahi.
(d) Bila anak yang panas sekali, perlu dikompres juga pada ketiak dan lipatan paha.
Dapat juga digunakan alkohol, dibasahi daerah dahi, ketiak dan lipatan paha.

3) Kompres panas:
(a) Kompres panas kering dengan kantong air panas (dan karet) atau botol bertutup rapat:
(1) Kantong diletakkan mendatar di atas sebuah meja dengan mulutnya menghadap ke atas.
(2) Kantong atau botol bertutup tersebut diisi air panas 1/2 sampai 2/3 bagian (bukan yang mendidih karena dapat
merusak kantong)
(3) Keluarkan udara dengan cara mengusap kantong sampai ke sisi leher, ditekuk Iehernya, kemudian ditutup rapat.
Bila memakai botol, tidak perlu mengeluarkan udara.
(4) Periksa bocor atau tidak dengan membalikican kantong ke bawah,
(5) kantong/botol dikeringkan dan dibungkus dengan kain pembungkus/sarung/handuk. Bila dengan botol, maka tutupnya harus balk. Lalu diletakkan pada bagian yang akan dikompres.
(6) Bila air sudah dingin diganti

(b) Kornpres panas basah dengan kantong kain yang lubangnya di ten gah don kedua sislnya mempunyal sebuah “terowong” (lihat gambar);
(1) Melalui “terowong” tersebut dimasukkan sepotong kayu atau bambu.
(2) Dalam kantong mi dimasukkan sepotong kain/waslap.
(3) Semuanya diletakkan dalam baskom, lalu dituarigkan air mendidib diatasnya.
(4) Dengan memegang pada kedua kayu, kantong kain mi diangkat dan diperas dengan memutar kedua kayu, yang satu ke kin, yang lainnya ke kanan.
(5) Waslap/kain tersebut dikeluarkan dan dianginkan sebentar
sebelum diletakkan pada tempat yang akan dikompres
(6) Supaya kompres tidak cepat dingin, ditutup dengan sehelai
plastik atau daun pisang dan dibalut dengan handuk atau pembalut yang tesedia
(7) Bila kompres telah dingin, diulangi lagi seperti semula.
d) Pemeliharaan alat-alat kompres:











(1) Setelah dicuci dengan air sabun dan dibilas,
digantung dengan mulutnya ke arah
bawah.
(2) Setelah kering bagian dalam diberi talk dan diisi
dengan kain atau kertas, agar tidak lerigket.
2) Uap panas
a) Tujuan:
(1) Mengurangi pernbengkakan pada
radang tenggorokan.
(2) Mengurangi penyumbatan.
b) Peralatan
(1) Teko
(2) Cream/vaselin
(3) Handuk
(4) Pengalas
c) Pelaksanaan (untuk orang sakit yang dapat duduk):
(1) Teko teibuka yang berisi air mendidih dengan pengalas diletakkan di atas meja.
(2) Muka si sakit diberi cream atau vaselin, terutama di sekitar mulut.
(3) Kepala si sakit ditutup dengan handuk harus sampai mengelilingi tepi teko, sehingga tidak banyak uap panas yang lobs.
(4) Si sakit duduk menunduk dengan mulut dibuka dan menghadap teko yang dibuka tersebut, agar uap panas masuk dalam mulut.
(5) Jarak teko dengan mulut kira-kira 15 cm.Ini dilakukan selama kira-kira 15 menit.
* Pemberian uap panas mi dapat juga dengan teko yang ditutupi dus karton (lihat gambar) atau dapat juga ditutupi payung.

5. MEMBANTU MENGGERAKKAN (MEMOBILISASI) ORANG SAKIT
a. Merubah posisi tidur si sakit.
Seorang pelaku PK harus pandai menolong si sakit duduk-berbalikmerubah sikap tidurnya-mengangkatnya-menolong turun/ naik tempat tidur dengan cara teratur.
Merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang sangat penting, karena dapat menghindari:
1) Bahaya lecet pada tubuh
2) Ketegangan pada sendi-sendi
3) Bahaya timbulnya cacat
4) Memperbaiki peredaran darah.
b. Meminggirkan atau menengahkan si sakit
Meminggirkan adalah menggeser si sakit dan tengah ke pinggir tempat tidur, sedangkan menengahkan adalah menggeser si sakit dan pinggir ke tengah tempat tidur.
Pelaksanaan:
1) Cuci tangan dan pakai celemek
2) Beritahu si sakit dan diminta Si sakit menyilangkan ke dua Iengannya di dada.
3) Pelaku berdiri di sisi kanan si sakit.
4) Masukkan tangan kin dengan telapak tangan menghadap ke atas di bawah bantal dan pundak si sakit, sedangkan tangan kanan di bawah punggung ... hitung ... pindahkan ke pinggir/ke tengab (maksudnya menghitung adalah agar si sakit awas dan mungkin dapat membantu)
5) Masukkan tangan kin di bawah punggung, tangan kanan di bawah pinggul ... hitung ... pindahkan ke pinggir/tengah.
6) Masukkan tangan kin di bawah lipatan lutut, tangan kanan di bawah betis hitung pindahkan kepinggir/tengah.
7) Atur agar poSiSi si sakit menyenangkan
8) Rapihkan tempat tidur
9) Buka celemek dan cuci tangan

c. Memiringkan si sakit
Meminingkan adalah membantu poSiSi Si sakit menjadi posisi miring.
Pelaksanaan:
1) Cud tangan dan pakai celemek
2) Beritahu si sakit
3) Untuk memiringkan si sakit ke sisi kin, pelaku berdiri di sisi kanan
si sakit
4) Re dua tangan si sakit diletakkan bersilang di atas perut, kaki kanan
diletakkan di atas kaki kin.
5) Masukkan tangan kin di bawah bahu, sampai memegang bahu
yang lain, tangan yang lain dimasukkan di bawah bokong ... hitung
sedikit diangkat dan si sakit dimiringkan.
6) Atur dengan baik posisi si sakit, dapat diberi bantal guling di antara
kakinya, bagian punggung ditopang juga dengan bantal.
7) Rapihkan tempat tidur.
8) Buka celemek dan cuci tangan
Untuk memiringkan si sakit ke kanan, maka dilakukan dan arab sebaliknya.
Untuk mengembalikan si sakit semula, bantal diangkat dulu, tangan yang satu diletakkan di atas bahu dan yang lain dibagian pinggul.. .hitung. . .dan balikkan
Perhatian:


d. Menolong si sakit duduk dan tidur kembali
Pelaksanaan:
1) Cuci tangan dan pakal celemek
2) Beritah’ si sakit
3) Pelaku berdiri di sisi kanan si sakit dengan kaki kin di depan
4) Masukkan tangan kanan pelaku melalui ketiak kanan Si sakit sampai ke tulang belikat, sedangkan tangan kin di bawah kuduk si sakit.
5) Tangan kanan si sakit rnemegang bahu kanan pelaku, sedarigkan tangan kin si sakit bertopang path sisi tempat tidur.
6) .... hitung .... angkat badan si sakit, kemudian didudukkani.
7) Jika si sakit rnerasa pusing ditidurkan kembali.
8) Punggung si sakit dapat ditopang dengan bantal dan dibawah lutut dimasukkan bantal guling dengan tujuan agar ia tidak merosot ke
bawah,
9) Jika si sakit ingin duduk di pinggir tempat tidur, maka digunakan sebuah kursi untuk menopang kakinya.
1O)Untuk rnenidurkan si sakit kembali sama dengan cara
mendudukkannya.
11) Rapihkan tempat tidur
12) Buka celemek dan cuci tangan

e. Memindahkan si sakit
Bila si sakit seorang dewasa yang gemuk, maka untuk mengangkatnya sebaiknya dilakukan berdua atau bertiga. Jangan coba melakukan sendiri, karena akihatnya mungkin si sakit merasa Iebih sakit atau mungkin terjatuh.
Pelaksanaan:
1) Ketiga pelaku berdiri di sisi kanan si sakit dengan posisi kaki kanan agak maju ke depan.
2) Pelaku yang tertinggi berada pada bagian kepala dan bertugas untuk mengangkat bagian atas. Tangan kin diletakkan di bawah bahu, sedangkan tangan kanan di bawah pinggang.
3) Pelaku yang ke dua (menurut ukuran tinggi badan) bertugas mengangkat bagian tengah badan si sakit.
Tangan kin dilctakkan di samping tangan kanan pelaku yang pertama, sedangkan tangan kanan berada di bawah bokong si sakit.
4) Pelaku yang terpendek bertugas mengangkat bagian kaki si sakit. Tangan kin diletakkan di samping kanan pelaku kedua, sedangkan tangan kanan pada bagian kaki.
5) Pelaku yang berada di bagian kepala memberi aba-aba, kemudian si sakit diangkat bersama-sama. Langkah kaki pelaku harus sama (siap-angkat-berjalan-satu-dua-dst-berhenti-baringkan).
6) Si sakit dirapihkan dan diselimuti.
* Untuk mengembalikan si sakit ke tempat semula, dilakukan dengan cara yang sama.

f. Menolong si sakit turun dan tempat tidur, berjalan ke kursi dan kembali ke tempat tidur.
Bila si sakit yang telah berbaring lama di atas tempat tidur mulai sernbuh, maka dokter akan memerintahkan agar ia didudukkan. Mula-mula duduk di pinggir tempat tidur dengan kaki yang diayunayunkan, Kemudian diatas kursi dalam ruangan si sakit. Peristiwa mi merupakan hal yang menggembirakan bagi si sakit, sehingga ia akan berusaha memberikan bantuannya. Tetapi si sakit akan kecewa bila mulai duduk atau berjalan, merasa pusing dan kaki berat dan lemas. Oleh sebab itu hal mi perlu dilakukan secara bertahap.
1) Peralatan:
a) Kursi yang memakai sandaran untuk lengan.
b) Bantal untuk menopang punggungnya.
c) Selimut.
d) Sandal yang ringan.
e) Bila perlu dingklik/kui si pendek dan bel
2) Pelaksanaan:
a) Si sakit diberitahu bahwa dokter telah mengizinkan untuk duduk di atas kursi.
Perlu dijelaskan bahwa untuk pertama kali, sering disertai rasa pusing dsb.
b) Cuci tangan dan pakai celemek
c) Letakkan bantal pada saridaran kursi, kalau perl’i bentangkan selimut sebagai alas dan selimut.
d) Pelaku berdiri dengan baik, tangan kanan si sakit disuruh mengait tangan kanan pelaku ... hitung dudukkan.
e) Diminta si sakit meletakkan kedua tangan ke belakang untuk membantu bila ia diangkat ke sisi tempat tidur.
f) Tangan kin pelaku berada di punggung si sakit sedangkan tangan kanan di lipatan lutut hitung .... dengan gerakan memutar, diangkat ke tepi tempat tidur, sehingga kaki tergantung di sisi tempat tidur.
g) Diminta si sakit mengayunkan kakinya seperti mau naik sepeda.
Perhatikan keadaannya dan bila tidak pusing dapat diteruskan.
h) Bila tempat tidur tinggi, disiapkan dingklik atau kursi pendek.
I) Sandal yang ringan dirnasukkan ke dalam kaki si sakit.
j) Pelaku berdiri di depan si sakit dengari memegang si sakit di bawab ketiaknya, kedua tangan si sakit memegang bahu pelaku, dengan hitung si sakit diturunkan di atas lantai.
k) Satu kaki pelaku dimasukkan antara kedua kaki si sakit, lalu berjalan bersama-sarna dengan perlahan.Langkah
pelaku mundur, jika kaki kanan si sakit maju, maka kaki
kin pelaku mundur. Atau langkah kaki si sakit dan pelaku
bersama-sama bergeser ke arah kanan/kiri.
1) Di depan kursi si sakit berhenti sebentar dan secara hatihati didudukkan.
m) Periksa denyut nadi dan tanyakan apakah si sakit merasa pusing dsb.
n) Lingkarkan atau tutupkan selirnut ke badan si sakit, lalu si sakit diberi be! dan bhan bacaan.
o) Rapihkan tempat tidur si sakit
p) Jika hal mi baru dilakukan untuk pertama kali, harus diperhatikan keadaan umum si sakit.
q) Sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dokter/± 15 menit, si sakit dikembalikan ke tempat tidur dengan gerakan seperti hendak menurunkannya.
r) Buka celemek dan cud tangan, catat dalam Buku Catatan Harlan.
Catatan: untuk j), dapat dilakukan dengan cara:
j) Pelaku berdiri disi:i kin si sakit.
k) Tangan kin si sakit memeluk bahu kin pelaku, yang kemudian dipegang oleh tangan kin pelaku dan tangan kanan pelaku mernegang pinggang si sakit, dengan cara
mi si sakit dapat berdiri dengan mudah. Diminta si sakit melangkahkan kaki satu persatu bersama dengan pelaku, bila si sakit melangkahkan kaki kanan, pelaku juga mulai dengan kaki kanan dst.

Meno long si sakit turun dan tempat tidur, berjalan kaki ke kursi
6. PENYAJIAN MAKANAN DAN PEMBERIAN OBAT.
a. Penyajian makanan kepada si sakit.
1) Makanan berguna untuk memberikan zat-zat makanan yang cukup untuk kebutuhan memelihara kesehatan, memulihkannya bila sakit, menghasilkan tenaga untuk melaksanakan pelbagai kegiatan pertumbuhan dan perkembangan jiwa serta rga.
Zat yang terdapat dalam makanan terdiri dan:
a) Karbohidrat atau Hidrat arang.
Zat mi di dalam tubuh akan berubah menjadi gula yang menimbulkan energi atau tenaga dan panas.
Sumber karbohidrat; beras, kentang, terigu, ubi, roti dsb.
b) Protein atau zat putih telur.
Zat mi dapat bersumber dan hewan (protein hewani) atau dan tumbuh-tumbuhan (protein nabati).
Protein hewani biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati.
Sumber protein hewani: daging, hati, ginjal, limpa, otak, ikan, ayam, telur, susu dsb.
Sumber protein nabati; bermacam—macam kacang, macaroni, dsb.
Zat mi terutama digunakan untuk pertumbuhan serta menggantikan jaringan yang rusak.
c) Lemak.
Selain digunakan untuk cadangan energi dan panas, lemak juga memberikan rasa sedap pada makanan.
Sumber lemak: sapi, kambing, babi, telur, bermacam—macam minyak dan kelapa, kacangtanah, kemiri, zaitun dsb.
d) Mineral.
Diperlihatkan dalam jumah tertentu untuk memelihara
kesehatan antara lain untuk pertumbuhan dan memperbaiki
jaringan rusak, membantu pertumbuhan gigi dan tulang.
Sumber kapur buah-buahan, sayuran, suu, keju don telur.
Fosfor susu, keju.
Besi : bayam, kuning telur, hati, daging.
Garam garam dapur.
e) Vitamin.
Juga diperlukan dalam jumlah tertentu untuk memelihara
kesehatan:
(1) Vitamin A : kekurangan vitamin mi menimbul
kan penyakit buta ayam.
Sumber vitamin A : telur, hati, ikan segar, tomat,
kangkung, wortel, jagung dsb.
(2) Vitamin B : kekurangan vitamin mi dapat
menimbulkan penyakit ben-ben.
Sumber vitamin B : kacang hijau/merah, beras merah,
hati, kuning telur, wortel, tempe,
macam-macam sayuran hijau.
(3) Vitamin C : kekurangan vitamin mi dapat
menimbulkan penyakit radang, juga
gangguan pertumbuhan tulang.
SumbervitaminC : buah-buahan, jeruk, bayam,
kentang, hati, wortel, susu.
(4) Vitamin D : kekurangan vitamin mi menim
bulkan penyakit tungkai bentuk
Xatau 0.
Karena di Indonesia hampir setiap han ada sinar matahari dan vitamin mi dapat dibuat dalam tubuh dengan pertolongan sinar matahari, maka penyakit mi jarang terdapat di Indonesia. Sumber vitamin D. susu, minyak ikan, mentega, telur, ikan.
2) Cara men yajikan makanan:
a) Makanan disajikan di atas sebuah baki yang diberi alas supaya rapih. Di atas baki ada piring, sendok dan garpu, gelas yang berisi air minum dengan tatakan dan tutupnya (dar)at diberi sedotan), dan serbet.
b) Cocokkan makanan sesuai dengan pantangan, rasa disesuaikan dengan selera sejauh tidak bertentangan dengan pantangan.
c) Makanan dijaga jangan dihinggapi lalat.
d) Piring jangan diisi penuh, karena dapat mengurangi selera makan si sakit.
e) Sayuran dan lauk pauk dilletakkan terpisah dalai piring kecil diatur secara baik dengan sedikit variasi.
f) Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat.
g) Waktu makan ditentukan.
h) Agar menarik, diberi jambangan kecil dengan bunga, kepada anak-anak diberi inainan.
i) Bila dapat makan sendiri, digunakan meja kecil yang diberi alas (dapat dengan improvisasi).
j) Selesai rnakan, baki dan isinya diangkat dan dibawa keluar kamar.

3) Pelaksanaan:
a) Cud tangan dan pakai celemek
b) Ditanyakan apakah si sakit ingin b.a.b. atau b.a.k
c) Makanan telah disiapkan di atas baki dan diletakkan di atas meja.
d) Panas makanan dirasakan dengan perantaraan pergelangan tangan sebelah dalarn.
e) Cara memberikan makanan tergantung keadaan si sakit:
(1) Bila si sakit dapat duduk dan makan sendiri:
(a) Si sakit didudukkan.
(b) Makanan diatas baki disiapkan di meja kecil yang diberi
alas, meja kecil mi ditempatkari di depan perut si sakit.
(c) Disediakan juga serbet dan bel, agar si sakit dapat
memberitahu bila makanannya sudah selesai ataubila
makanan ingin ditambah.

(2) Bila si sakit dapat makan sendiri tetapi tidak boleh duduk:
(a) Si sakit dimiringkan, sebaiknya ke sebelah kin, supaya
dapat makan dengan tangan kanannya.
(b) Serbet diletakkin di bawah dagu si sakit.
(c) Makanan diletakkan di dekat si sakit.
(d) Untuk minum disediakan sedotan.
(e) Disediakan bel.

(3) Bila si sakit perlu disuap:
(a) Si sakit ditidurkan seenak mungkin.
(b) Serbet dipasang di atas dada dibawah dagu si sakit.
(c) Tanyakan apakah mau minum dahulu atau tidak.
(d) Pelaku duduk di sebelah kanan si sakit untuk menyuap.
(e) Waktu memberi minum, kepala si sakit diangkat dengan tangan kin dan tangan pelaku memegang gelas dapat
dengan sedotan.

(f) Selesai makan, alat makan dibereskan.
(g) Buka celemek dan cuci tangan.
Catat dalam Buku Catatan Harian keadaan napsu makan si sakit.
(f) Membuang sisa makanan serta merapihkan alat-alat makan:
(1) Selesai makan, baki berisi alat-alat rnakan dan sisa makanan dibawa ke dapur.
(2) Hati-hati dengan sisa makanan si sakit. Bila ia menderita penyakit menular, maka walaupun enak, janganlah sisanya diberikan kepada anggota keluarga lain, karena bahaya penularan. Sisa makanan mi ditampung dalarn sebuah kertas, dibakar atau ditanam.
(3) Alat makan yang kotor dicuci dengan air sabun yang hangat, dikeringkan dan disimpan pada tempat terpisah.
4) Beberapa jenis makanan khusus: periksa lampiran B.
(a) Makanan lunak untuk orang panas atau sakit mulut/ tenggorokan.
(b) Makanan untuk orang sakit diare.
(c) Makanan rendah lemak untuk orang sakit kuning.
(d) Makanan rendah garam untuk orang sakit busung/udema.
(e) Makanan tanpa gula untuk orang sakit kencing manis.
b. Pemberian obat kepada si sakit:
1) Tujuan pemberian obat:
Mempercepat penyembuhan.
Mengurangi penderitaan.
Mencegah penularan.
2) Bentuk obat:
a) Pu : Bentuknya bundar dan bagian luar dilapisi tepung
atau bahan yang mengkilap.
b) Tablet : Pada umumnya pipih dengan bentuk bisa
bermacam-macam (bulat atau persegi), bagian
luar dapat berlapis gula/lilin atau tidak berlapis.

c) Kapsul bentuknya bulat panjang, terbuat dan bahan gelatin, dapat keras/unak. Pada umumnya kapsul berfungsi sebagai pembungkus dimana di dalarnnya terdapat satu atau lebih obat berkhasiat.
d) Salep Bentuk obat dengan kepadatan seperti mentega,
biasanya untuk dioleskan di atas kulit atau mata.
e) Obat cair Bahan obat yang seperti air dapat encer/ kental.
Pada umumnya perlu dikocok Iebih dahulu
sebelum dipakai.
Ada yang digunakan untuk obat minum, obat
suntik, obat gosok, obat kompres/rendam, obat
cuci mata, obat suci hama.
f) Puyer/ Bentukriya berupa bubuk. Biasanya tersedia
Serbuk serbuk-serbuk dalam bungkusan kertas, kertas
perak, kantong plastik, kantong kertas atau
dalam dus karton/plastik.
3) Etiket/label:
a) Biasanya diletakkan pada botol, dus, kantong plastik dsb, yang
memberi petunjuk tentang pemakaian obat.
b) Warna etiket:
(1) Etiket putih: merupakan obat dalam (untuk diminum)
(2) Etiket biru : merupakan obat luar (tak boleh ditelan)
(3) Etiket hitam dan biasanya bergambar tengkorak:
merupakan obat berbahaya (obat keras atau racun).
c) Tulisan pada etiket:
(1) Mengatur berapa kali sehari harus diminum: 1 X, 2X, dengan dikocok dahulu dsb.
Ada obat yang hams diberikan 4 kali sehari, sehingga kita harus menentukan jam untuk minumnya.
(2) Waktu untuk memberikan: pagi - siang -sore; sebelum/ sesudah makan.
(3) Banyaknya takaran yang diperlukan; 1 sendok teh, 1/2 tablet dsb.
4) Pelaksanaan:
a) Cuci tangan dan pakai celemek,
b) Baca etiket pada botol dengan teliti (nama dan aturan pakai)
c) Untuk obat cair
(1) Bila tertulis: kocok dahulu, maka dikocok sampai larut betul.
(2) Buka sumbat botol dan letakkan sumbat di atas meja
(3) Tuangkan obat cair dengari pegang botol dirnana telapak tangan pada bagian etiket, agar etiket tidak kotor, sehingga selalu dapat dibaca dengan jelas peraturan yang tertera di atasnya.

(4) Gunakan takaran yang tepat misalnya; 1 sendok rnakan penuh
(5) Baca etiket sekali lagi
(6) Botol ditutup rapat dan dikembalikan pada tempatnya.
(7) Berikan obat kepada si sakit
d) Untuk obat minum tetesan:
Disediakan sendok atau canting kecil, meneteskannya sambil menghitung dengan suara nyaring agar ingat berapa yang telah diteteskan. (4) Gunakan takaran yang tepat misalnya; 1 sendok rnakan penuh
(5) Baca etiket sekali lagi
(6) Botol ditutup rapat dan dikembalikan pada tempatnya.
(7) Berikan obat kepada si sakit
d) Untuk obat minum tetesan:
Disediakan sendok atau canting kecil, meneteskannya sambil menghitung dengan suara nyaring agar ingat berapa yang telah diteteskan.

e) Untuk pu/tablet atau kapsul
Gunakan sendok untuk memberikannya.
f) Untuk puyer yang kerap kali pahit
Terutama untuk bayi/anak, dapat dicampur dengan air gula atau teh manis.

g) Bila anak mendapat pu/tablet, haluskan terlebih dahulu, kemudian campur dengan air gula atau teh manis, aduk dengan sendok kecil supaya merata.
h) Tunggu selama si sakit sedang minum obat. Supaya kita pasti bahwa obat sudah ditelan.
I) Simpan obat pada tempat yang aman dan tak mudah dicapai oleh anak-anak.
j) Segera catat dalam Buku Catatan Harian setelah obat diberikan, yaitu waktu, macam obat, dan banyaknya obat yang diberikan.
5) Perhatian:

6) Lemari obat:
Maksudnya agar segera dapat memberi pertolongan bukan hanya untuk keluarga saja,juga untuk para tetangga atau bila terjadi kecelakaan di depan rumah.
Obat/alat yang disimpan dalam lemari obat adalah obat yang dapat dibeli bebas di Apotik.

8. Gunting kecil, pinset dan pipet.
9. Bengkokan kecil.
10. Kantong es dan kantong air panas.
11.Termometer.
b) Obat-obatan:
(1) Obat untuk mengurangi rasa sakit.
(2) Obat mules dan sakit perut.
(3) Obat penurun panas.
(4) Obat batuk hitam/putih.
(5) Obat tetes mata.
(6) Garam oralit beberapa bungkus.
(7) Obat merah (mercurochrome)/iodinepovidon.
(8) Alkohol 70 %
(9) Kamfer spiritus.
(10) Obat gosok atau balsem.
(11) Larutan rivanol 1/1000 sebanyak 100 CC (untuk kompres luka bernanah)
(12) Bubuk sulfanilamide.
Catatan:
(a) Daya antiseptik lodinepovidon jauh lebth kuat dan mercurochrome, disamping itu mecurochrome, mudah tercemar. Maka dewasa ml penggunaan mercurochrome sudah tidak dianjurkan lagi, tetapi kesulitannya di daerah terpencil iodinepovidon masih sulit diperoleh.
(b) Daftar tersebut di atas dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan atau kemampuan keluarga.
7) Berdasarkan khasiatnya obat dibagi dalam banyak gotongan.
Namun seorang pelaku PK hanya perlu mengetahui obat yang banyak digunakan sehari-hari dan digunakan untuk Pertolongan Pertama.
8) Golongan obat yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
a) Obat untuk mengurangi rasa sakit dan menghilangkan demam (Analgetik-antipyretik).
(1) Golongan salisilat Golongan paracetamol
(2) Terutama untuk menghilangkan demarn.
(3) Golongan methampyrone
F-Iati-hati karena ada penderita yang tidak tahan/alergi terhadap obat mi.
b) Obat untuk mengurangi rasa mulas (antispasmodik):
F-Iati-hati pada penderita sakit perut yang tidak bisa kentut
c) Obat untuk mengurangi rasa perih di hulu hati (antasida).
d) Obat untuk mengurangi rasa mual, muntah (antiemetik).
e) Obat anti diare.
f) Obat untuk menghilangkan gatal, misalnya; golongan anti histamin.
g) Obat untuk rnengurangi batuk (anti-tussiva).
h) Obat tetes mata.
(1) Untuk mata merah karena rangsangan debu dsb.
Ben obat tetes mata yang tidak mengandung antibiotika. Bila sudah 2 han mata merah tidak sembuh dengan obat mi, harus segera dibawa ke Puskesmas, karena mungkin mata sudah terinfeksi.
(2) Untuk mata yang sudah terinfeksi.
Ben obat mata yang menandung antibiotika.
i) Obat untuk membunuh kurnan (antiseptika).
Masing-masing obat perlu diberikan sesuai petunjuic dokter/ puskesmas. Adalah tugas pelaku PK untuk menjamin penderita di rumah mendapat obat pada saat, dengan cara dan dalam bentuk yang tepat.
9) Pengenalan obat-obatan yang rusak:
a) Bagi pelaku PK penting sekali untuk mengetahui ciri-ciri obat yang rusak. Bila obat yang rusak diberikan pada orang sakit, maka akan menambah pendenitaannya, Akibatnya orang sakit dapat mengalami keracunan bahkan dapat pula sangat memberatkan deritanya.
b) ciri-ciri obat yang rusak:
(1) Pu: - Warnanya sudah berubah tak sebening aslinya.
- Ada jamurnya
- Bila dipegang tak sekeras aslinya agak lunak.
- Mudah hancur.
(2) Kapsul : - Warna berubah.
- Ada jamur
- Bila dipegang lengket
- Lunak.

(3) Puyer: - Warna berubah
- Ada jamur
Bergumpal
- Agak basah
(4) Obat cair : - Cairan tak sebening aslinya.
- Rupanya berubah, menjadi keruh. kristal.
- Bergumpal
- Ada endapan kristal
- Baunya Iebih merangsang
(5) Salep - Lebih mencair dan aslinya.
- Pada pemukaan ada jamur yang tumbuh.
- Warna berubah.
- Berbau.
c) Apabila diteilti dan ditemukan ciri-ciri tersebut diatas, maka obat jangan diberikan. Selanjutnya segera diminta pengarahan dan dokter/Puskesmas.
d) Penderita perlu diberi penyuluhan tetang penyimpanan obat, terutama tentang berapa lama suatu obat dapat disimpan dan hal lain yang perlu diketahui, Semua itu tentu akan diberi petunjuk oleh dokter/Puskesmas.


Untuk memperoleh air bersih secara hemat dan murah, dibuat lumpang dan batu cadas yang berbentuk kubus. Lumpang batu cadas ditempatkan di tepi sungai pada bagian yang berpasir atau pada bagian yang terlindung dan aliran yang deras. Air sungai akan meresap masuk ke 1aIam lumpang, karena batu cadas bersifat men’erap air. Sesudah penuh, air bersih dapat diambil dan lumpang untuk cud mencuci dan dapat diminum setelah dimasak sampai mendidih.
e. Mandi, cuci dan kakus (MCK):
1) Kamar mandi:
a) Setiap keluarga harus mempunyai kamar mandi yang terpelihara.
b) Setiap han harus dibersihkan.
c) Tempat penampungan air/bak mandi harus dibersihkan tiap han dengan cara disikat dan memakai desinfektan.
d) Disediakan tempat sarnpah dan penerangan yang cukup.
2) Cuci:
Untuk mencuci harus disiapkan air yang bersih, terutama untuk
mencuci bahan makanan.
Contoh:
- Sayuran, harus bersih dan insektisida, kalau tidak bersih bisa terjadi keracunan
- Pakaian, kalau airnya kotor bisa menimbulkan penyakit kulit.
- Alat rumah tangga,harus bersih, karena dapat menimbulkan penyakit.
- Tempat untuk mencuci harus dalam keadaan bersih dan disikat, bila tidak dipakai sebaiknya dibalik,ditengkurapkan.

3) Kakus/jamban/W. C
Diharapkan setiap keluarga mempunyai jamban yang bersih dan terawat, tidak berbau dan persediaan air untuk b.a.b. keluarga tersebut harus cukup.
a) Carci membersihkan:
- Jamban disikat dengan memakai desinfektan. Tetapi obat desinfektan tersebut jangan sampai masuk ke dalam lubang jamban, sebab dapat mematikan bakteri yang ada di dalam yang berfungsi untuk menghancurkan najis/ kotoran.
- Sisa kotoran yang ada di lubang dibersihkan dengan sikat bertangkai panjang yang mudah diputar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar