Senin, 30 November 2009

coretanku

Sengaja aku mengabaikan telponmu sejak malam itu, ajakan jalan ataupun segala bentuk ekspresi wajah yang berarti tolong temani aku......KESENDIRIAN

yup...tangisanmu di tengah malam sampai subuh hari bukanlah hal yang asing lagi buatku, sampai matamu bengkak dan engkau letih karena sedihmu tak juga berkurang meski engkau telah mengulang cerit tentang DIA yang meninggalkanmu sebanyak 4 kali, di tambah belasan kali engkau memegang dadamu lalu berkata sakitnya terasa sampai disini Abi.., sakit betul di buang seperti ini....,lalu kau mengambil sapu tangan yang ku sodorkan dan menghapus air matamu yang lama kelamaan telah mengering hanya suara serak yang terdengar setelahnya, engkau menangis tanpa air mata lagi, seperti bayi yang menderita diare berat yang pasrah pada keadaan, awalnya aku pikir tak ada tangisan adalah pertanda baik tapi ...ternyata itu adalah hal yang perlu mendapat perhatian, GAWAT begitulah mungkin kata yang dapat, terlalu sakit begitulah lebih tepatnya.aku tau apa yang engkau rasa karena aku juga pernah merasakan seperti itu sampai saat ini, bagaimana rasanya ingin menumpahkan semuanya lewat tangisan dan teriakan tapi semuanya tak pernah benar-benar dapat hilang, pasti akan ada yang tersisa, sampai aku tersadar ada kisah yang perihnya tak bisa di hapuskan dengan air mata,

teruslah menangis meski tanpa aku......karena masih bisa menangis berarti itu masih baik, masih ada kemungkinan engkau akan tertidur setelahnya karena letih tapi ketika egkau bangun engkau pasti akan mendapati dirimu yang baru, yang lebih kuat.Aku bukannya bosan mendengar tangisanmu

Dewiku.... tapi aku tak mau membiarkanmu makin sulit untuk melewati semuanya karena bagaimanapun engkaulah yang harus melakonkan kisah hidupmu sendiri,aku tak mau engkau membutuhkanku, aku mungkin bisa menemanimu , mendengarkan ceritamu, menyodorkan sapu tangan untukmu tapi aku tak mau menjadi itu, aku tak memilih untuk menjadi tempat sampahmu selamanya karena aku juga sama sepertimu, aku juga sakit bedanya aku tak memegang dadaku dan berkata bahwa sakitnya disini,

bahwa kisahmu dan DIA bagiku adalah luka...